- Admin Dinkes
- Selasa, 04 Juli 2023
- 2267
Workshop Manajemen Program Infeksi Laten Tuberkulosis Dan Terapi Pencegahan Tuberkulosis
Gambar : Workshop Manajemen Program Infeksi Laten Tuberkulosis dan Terapi Pencegahan Tuberkulosis
Tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan global hingga sekarang. Sebagai penyakit menular, TBC menjadi pembunuh yang paling mematikan di dunia. Insidensi tuberkulosis dalam 100.000 penduduk, pada tahun 2022 mencapai 354 per 100.000 penduduk (berdasarkan global TB Report tahun 2022) dari target 321 per 100.000 penduduk. Saat ini Indonesia menempati posisi kedua setelah India dengan kasus tuberkulosis (TBC) sebanyak 969.000 serta jumlah kematian sebanyak 144.000 per tahun. Dari estimasi tersebut, berdasarkan data SITB per 30 Januari 2023 baru sejumlah 717,941 kasus TBC yang ternotifikasi atau 74% dan menyisakan 26% kasus TBC yang belum ternotifikasi, serta mencapai angka keberhasilan pengobatan TBC sebesar 85% dari target 90%. Ditambah, beban Infeksi Laten TBC (ILTB) yang berisiko berkembang menjadi penyakit TBC aktif seumur hidup, dimana 35% diantaranya berasal dari wilayah Asia Tenggara.
Gambar : Kepala Dinas Kesehatan memberikan kata sambutan pada Workshop Manajemen Program Infeksi Laten Tuberkulosis dan Terapi Pencegahan Tuberkulosis
Berdasarkan review sistematis yang dilakukan terhadap 11 penelitian di Asia Tenggara menunjukkan 24,4% sampai 69,2% anak dibawah umur 15 tahun berkontak dengan orang TBC aktif dan 3,3% sampai 5,5% diantaranya akan berkembang menjadi TBC aktif. Indonesia merupakan negara Asia Tenggara dengan beban masalah TBC aktif terbanyak di dunia maka ada banyak penderita yang mengalami TBC aktif di dalamnya akibatnya banyak populasi yang berisiko terkena ILTB. Kita ketahui bersama bahwa, cakupan pemberian TPT di Indonesia pada setiap kategori usia masih jauh dari target yang diharapkan. Berdasarkan data SITB tahun 2022, data kontak serumah per Maret 2023 pada anak usia <5 tahun cakupannya sebesar 5,7%, sedangkan pada anak usia 5-14 tahun sebesar 1,1% dan lebih dari 14 tahun cakupannya tidak mencapai 1%. Sehingga cakupan total kontak serumah pemberian TPT sebesar 1,3%. Komitmen Global dan Nasional dalam mengakhiri Tuberkulosis dituangkan dalam End TBC Strategy pada tahun 2030 hanya dapat dicapai dengan mengkombinasikan upaya pengobatan TBC aktif secara efektif dan upaya pencegahan TBC dengan pemberian TPT pada kasus ILTB. Indonesia turut menyatakan komitmennya untuk memberikan TPT pada 1,5 juta orang hingga tahun 2022.
Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) merupakan program Pengendalian Tuberkulosis (P2TB) Nasional dalam penanganan kasus ILTB. Program ini sudah diperkenalkan sejak tahun 2016 sesuai dengan sasaran populasi yang tertuang dalam Permenkes nomor 67 tahun 2016 tentang Tuberkulosis. Namun, masih terbatas pada populasi anak kontak usia dibawah 5 tahun dan ODHIV. Pada tahun 2020, Program pengendalian TBC Nasional yang tertuang dalam Strategi Nasional menjelaskan bahwa sasaran populasi tidak hanya anak kontak dibawah 5 tahun ODHIV, melainkan kontak serumah diatas 5 tahun dan kelompok risiko lainnya (WBP, pasien immunokompremais, petugas kesehatan, barak militer, sekolah berasrama, pengguna narkoba suntik dll). Pada tahun 2021, diharapkan program sudah berjalan sesuai dengan petunjuk teknis penanganan ILTB
Komitmen Global dan Nasional dalam mengakhiri Tuberkulosis dituangkan dalam End TBC Strategy pada tahun 2030 hanya dapat dicapai dengan mengkombinasikan upaya pengobatan TBC aktif secara efektif dan upaya pencegahan TBC dengan pemberian TPT pada kasus ILTB. Sebagai upaya meningkatkan cakupan pemberian TPT untuk mencapai target eliminasi TBC tahun 2030,
Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau menyelenggarakan Workshop Manajemen Program Infeksi Laten Tuberkulosis (ILTB) dan Pemberian Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) tingkat provinsi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2023 yang diselenggarakan di Aston Hotel dan Residence Kota Batam pada Tanggal 03-07 Juli 2023 dengan peserta dokter, perawat, pengelola program TBC dan Promosi Kesehatan baik di FKTP dan FKRTL swasta maupun Pemerintah serta melibatkan Organisasi Profesi (IDI, PAPDI, PDPI, IDAI, PPNI DAN IAKMI) dan Komunitas TBC di 3 wilayah prioritas TBC yaitu Kota Batam, Kota Tanjungpinang dan Kab. Karimun dengan tujuan Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mengenai manajemen penanganan ILTB dan pemberian TPT kepada tenaga kesehatan rumah sakit, puskesmas, komunitas, dan lapas/rutan. *Swastika-P2P