Konten Berita

...

Waspada DBD di Tengah Pandemi COVID-19

dbd

Gambar : Nyamuk Aedes aegypti penyebab demam berdarah dengue. (Foto: Freepik)

Di tengah masa pandemi saat ini, dikhawatirkan semua fasilitas kesehatan semuanya terkonsentrasi untuk COVID-19, sehingga DBD jadi agak terlupakan. Padahal, penyakit demam berdarah dengue (DBD) juga tidak kalah pentingnya untuk diwaspadai dan diperhatikan. Baik DBD maupun infeksi COVID-19 bisa menyebabkan penyakit parah yang bisa berakibat fatal, yaitu kematian. apalagi mengingat DBD masih menjadi penyakit menular berbahaya di Indonesia. Lantas, upaya pencegahan apa yang bisa dilakukan?

 

Ciri-ciri gejala DBD biasanya tidak langsung muncul. Seseorang baru merasakan gejala pada 4 hingga 10 hari setelah digigit nyamuk bervirus dengue. Gejala paling umum yaitu demam tinggi hingga 40 derajat celcius. Nyamuk aedes aegypti lebih senang bersarang di air yang bersih yang dibiarkan tergenang. langkah pencegahan dengan melakukan 3M, yakni menguras penampungan air bersih atau mengeringkan genangan air, menutup kolam atau wadah penampungan air dan mengubur barang bekas atau mendaur ulang limbah bekas agar tidak menjadi sarang nyamuk.

Selain Langkah 3M diatas kita juga perlu melakukan beberapa upaya dalam pencegahan DBD yaitu sebagai berikut :

  • Gunakan perangkap dan kelambu nyamuk. Kelambu yang diberikan insektisida lebih efektif, jika tidak nyamuk bisa menggigit melalui kelambu jika kamu berdiri di sebelahnya. Insektisida akan membunuh nyamuk dan serangga lainnya, dan akan mengusir serangga memasuki ruangan.
  • Tutupi kulit yang memungkinkan nyamuk hinggap dan menggigitmu dengan mengenakan celana panjang, baju lengan panjang, dan kaus kaki. 
  • Gunakan produk pengusir nyamuk dengan setidaknya 10 persen konsentrasi dietiltoluamida (DEET), atau konsentrasi yang lebih tinggi untuk paparan nyamuk yang lebih lama. Hindari penggunaan DEET pada anak kecil. 
  • Pasang tirai penghalang pada jendela. Penghalang struktural, seperti tirai atau kelambu bisa mencegah masuknya nyamuk. 
  • Hindari wewangian, sabun, dan parfum yang beraroma kuat bisa menarik nyamuk. 
  • Batasi atau kurangi waktu untuk keluar rumah, jika tidak ada kebutuhan yang mendesak. Berhubung sedang pandemi, pencegahan ini juga bermanfaat untuk menghindari infeksi COVID-19.

Belum ada obat spesifik untuk melawan DBD. Pemberian obat hanya ditujukan untuk mengurangi gejalanya, misalnya demam, nyerinya, serta mencegah komplikasi. Selain itu, penderita DBD dianjurkan untuk banyak istirahat dan cukup minum agar tidak mengalami dehidrasi.

(AD)

Kontak Kami