Konten Berita

...

Replikasi Aplikasi SILOVe: Inovasi Digital UPTD Instalasi Farmasi Kepri yang Menginspirasi Daerah Lain

Pengelolaan obat dan vaksin merupakan bagian penting dalam menjamin ketersediaan pelayanan kesehatan yang bermutu. Namun, kompleksitas distribusi, pencatatan, hingga monitoring persediaan sering menjadi tantangan besar di daerah. Menjawab tantangan tersebut, Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau melalui UPTD Instalasi Farmasi telah melahirkan sebuah inovasi digital bernama SILOVe (Sistem Informasi Logistik Obat dan Vaksin Elektronik).

Aplikasi ini dirancang untuk memastikan pengelolaan obat dan vaksin dilakukan secara efisien, transparan, dan akuntabel. Dengan memanfaatkan sistem digital, SILOVe membantu tenaga farmasi dalam melakukan pencatatan stok, pemantauan distribusi, serta pelaporan yang real time. Keberhasilan implementasi di Provinsi Kepulauan Riau telah menarik perhatian berbagai daerah lain, baik di dalam maupun luar provinsi.

Permintaan Replikasi dari Kabupaten/Kota

Keberhasilan SILOVe tidak hanya memberi dampak di lingkup provinsi, tetapi juga menginspirasi kabupaten/kota di Kepulauan Riau untuk mereplikasi sistem serupa. Hal ini terlihat dari serangkaian surat permohonan resmi yang diajukan ke Dinas Kesehatan Provinsi Kepri.

  1. Kabupaten Karimun (22 Juni 2025)

Melalui UPT Balai Pengelolaan Farmasi dan Alat Kesehatan, Kabupaten Karimun meminta difasilitasi replikasi aplikasi SILOVe sebagai bagian dari Best Practice UPTD Instalasi Farmasi.

 

  1. Kabupaten Lingga (14 Juli 2025)

Lingga mengajukan permohonan serupa, dengan harapan dapat meningkatkan efisiensi distribusi obat dan vaksin di wilayah kepulauan yang memiliki tantangan geografis tersendiri.

 

  1. Kota Tanjungpinang (24 Juni 2025)

Sebagai ibukota provinsi, Tanjungpinang juga turut mengadopsi SILOVe. Permohonan diajukan melalui UPTD BPFK untuk mendukung pelayanan kesehatan perkotaan yang menuntut kecepatan dan ketepatan informasi logistik farmasi.

Permintaan dari tiga daerah ini menunjukkan adanya kesadaran kolektif bahwa transformasi digital dalam pengelolaan farmasi bukan lagi sebuah pilihan, melainkan kebutuhan mendesak.

Replikasi Antar Provinsi: Jambi Menjadi Pionir

Keberhasilan SILOVe tidak hanya menarik perhatian kabupaten/kota di Kepulauan Riau, tetapi juga hingga keluar provinsi. Pada 24 Juni 2025, Dinas Kesehatan Provinsi Jambi resmi mengajukan permohonan sosialisasi dan replikasi aplikasi SILOVe.

Dalam surat resminya, Dinas Kesehatan Jambi menegaskan bahwa SILOVe dianggap sebagai solusi tepat untuk memperbaiki tata kelola obat dan vaksin di provinsi tersebut. Permohonan ini sekaligus menjadi bukti nyata bahwa inovasi daerah dapat menjadi benchmark nasional jika terbukti efektif dan memiliki nilai keberlanjutan.

Manfaat Strategis SILOVe

Dari pengalaman Provinsi Kepulauan Riau, penerapan SILOVe memberikan berbagai manfaat strategis, di antaranya:

  • Efisiensi distribusi: perencanaan logistik obat dan vaksin lebih terstruktur.
  • Transparansi data: stok dan distribusi dapat dipantau secara real time oleh berbagai level manajemen.
  • Akuntabilitas laporan: memudahkan dalam penyusunan laporan farmasi yang sesuai standar.
  • Peningkatan respons krisis: mempercepat penyaluran obat dan vaksin saat terjadi kejadian luar biasa (KLB) atau bencana kesehatan.

Replikasi SILOVe ke berbagai daerah di Kepulauan Riau dan Provinsi Jambi menunjukkan bahwa inovasi digital dalam sektor kesehatan dapat diadopsi lintas wilayah. Lebih dari itu, SILOVe menjadi contoh bagaimana sebuah inisiatif lokal dapat menjawab tantangan nasional di bidang pengelolaan logistik kesehatan.

Dengan semakin banyaknya daerah yang mereplikasi, diharapkan terjadi standardisasi sistem pengelolaan farmasi di Indonesia yang lebih baik, modern, dan berbasis teknologi informasi. Kepulauan Riau patut berbangga karena menjadi pelopor inovasi yang kini menjadi rujukan nasional.

Kontak Kami