A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Trying to get property 'title' of non-object

Filename: models/Blog_model.php

Line Number: 41

Backtrace:

File: /home2/dinkespr/public_html/application/models/Blog_model.php
Line: 41
Function: _error_handler

File: /home2/dinkespr/public_html/application/controllers/Blog.php
Line: 16
Function: metatitle

File: /home2/dinkespr/public_html/index.php
Line: 315
Function: require_once

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Trying to get property 'full_text' of non-object

Filename: models/Blog_model.php

Line Number: 50

Backtrace:

File: /home2/dinkespr/public_html/application/models/Blog_model.php
Line: 50
Function: _error_handler

File: /home2/dinkespr/public_html/application/controllers/Blog.php
Line: 17
Function: metadesc

File: /home2/dinkespr/public_html/index.php
Line: 315
Function: require_once

Konten Berita

...

Pentingnya Menjaga Kebersihan Alat Reproduksi

Masa remaja diawali dengan pertumbuhan yang sangat cepat dan biasanya disebut pubertas. Dengan adanya perubahan yang cepat itu terjadilah perubahan fisik yang dapat diamati seperti pertambahan tinggi dan berat badan yang biasa disebut pertumbuhan, dan kematangan seksual dan organ reproduksi sebagai hasil perubahan hormonal.

Banyak remaja yang selama ini masih mengabaikan kesehatan reproduksi. Padahal, kesehatan reproduksi sangat penting, terlebih nagi yang ingin memiliki keturunan. Lantas, bagaimana cara menjaga kesehatan reproduksi dengan benar? Ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan reproduksi, antara lain:

  1. Memiliki pengetahuan yang cukup : Memahami tentang sistem reproduksi dan fungsi seksual.
  2. Melakukan pemeriksaan kesehatan reproduksi secara rutin : Pemeriksaan kesehatan reproduksi dapat membantu mendeteksi dan mengobati penyakit secara dini.
  3. Menjaga pola hidup sehat : Makan makanan yang bergizi seimbang, berolahraga secara teratur, dan tidak merokok dapat membantu menjaga kesehatan reproduksi.
  4. Mencari bantuan jika mengalami masalah : Jika mengalami masalah kesehatan reproduksi, seperti infertilitas atau PMS, jangan ragu untuk mencari bantuan dari tenaga kesehatan profesional.

Selain itu Perubahan fisik, psikis, dan emosi remaja pada masa pubertas dapat membuat remaja lebih ekspresif dalam mengeksplorasi organ kelamin dan perilaku seksualnya. Sementara itu, pengetahuan dan persepsi yang salah tentang seksualitas dan kesehatan reproduksi dapat menyebabkan remaja berperilaku berisiko terhadap kesehatan reproduksinya. Oleh karena itu, peran orang tua dan guru menjadi penting dalam mendampingi remaja mencari dan menemukan informasi kesehatan reproduksi yang tepat.

...

Pentingnya Melakukan Deteksi Dini HIV Pada Ibu Hamil

HIV tak hanya berdampak buruk pada kondisi fisik penderitanya, tapi juga kondisi mentalnya. Menerima kenyataan dirinya terinfeksi HIV bukanlah hal yang mudah bagi ibu hamil. Apalagi jika ia juga menghadapi stigma dari orang-orang di sekitarnya, yang dapat mengakibatkan ketakutan, kecemasan, serta perasaan terisolasi. Dukungan dari keluarga, teman, dan masyarakat sangat dibutuhkan untuk menghubungkan penderita dengan layanan perawatan, pengobatan, dan konseling.

Pada wanita hamil HIV dapat meningkatkan risiko komplikasi kehamilan, seperti preeklamsia yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan adanya protein dalam urin, keguguran dan melahirkan prematur. Wanita hamil yang terinfeksi HIV bisa diketahui seperti Kondisi fisik lemah, Ruam pada kulit, Bisul di sekitar alat kelamin, Pembengkakan pada kelenjar getah bening. Ciri lain yang mungkin timbul seperti :

·       Nyeri otot dan sendi,

·       Diare dan sakit tenggorokan

·       Gejala amenore dan herpes,

·       Penurunan berat badan secara drastic

·       Bintik putih pada lidah

·       Penglihatan berkurang

Selain berdampak buruk pada ibu, HIV juga mempengaruhi janin yang dikandungnya. Bayi memiliki risiko lebih tinggi tertular, membuatnya rentan terhadap infeksi virus dan bakteri penyakit, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang, bahkan kematian. Bayi yang terinfeksi HIV juga berisiko tinggi lahir dengan berat badan lahir rendah, serta mengalami keterlambatan dalam pertumbuhan fisik dan perkembangan mentalnya.

Sebagai langkah pertama, pemeriksaan HIV pada ibu hamil harus dilakukan sejak awal kehamilan untuk menentukan status HIV ibu hamil, biasanya pada trimester pertama kehamilan, dan bukan merupakan bagian dari medical check up pada umumnya. Jika status HIV ibu hamil negatif tapi memiliki risiko penularan yang tinggi, maka dapat dilakukan pemeriksaan ulang pada trimester ketiga. 

Yang dimaksud dengan risiko penularan yang tinggi adalah memiliki pasangan yang menderita HIV, atau memiliki riwayat risiko tinggi, seperti melakukan hubungan seksual tidak aman atau pengguna narkoba suntik. Tes HIV tambahan dapat dilakukan untuk memastikan ibu benar-benar terbebas dari infeksi HIV pada awal kehamilan.

Namun, jika status HIV ibu hamil positif, langkah-langkah perawatan yang tepat dan pengobatan harus segera dimulai untuk meminimalisir risiko penularan pada bayi.  Berbagai jenis skrining HIV yang umum dilakukan, antara lain:

Tes Antibodi

Tes ini untuk mendeteksi kadar antibodi dalam tubuh sebagai respon terhadap infeksi HIV. Tes ini harus dilakukan dalam waktu 3-12 minggu agar jumlah antibodi dalam darah cukup tinggi untuk terdeteksi saat pemeriksaan.

Tes Antigen

Tujuannya untuk mendeteksi kadar protein p24 yang merupakan bagian dari virus HIV. P24 biasanya diproduksi dalam tubuh 2-6 minggu setelah terinfeksi virus HIV.

Jika hasil tes HIV menunjukkan ibu hamil positif HIV, maka pengobatan dengan terapi obat antiretroviral (ARV) harus segera dimulai. Tujuannya adalah menurunkan kadar virus HIV dalam tubuh ibu untuk meningkatkan daya tahan tubuh dalam melawan infeksi HIV, serta meminimalkan risiko penularan pada bayi. Namun, pilihan pengobatan ARV harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi ibu hamil. (AD)

...

Pentingnya PIN Polio Dalam Mencegah KLB

TANJUNGPINANG – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI masih menerima laporan terkait Kejadian Luar Biasa (KLB) akibat virus Polio di sejumlah wilayah di Indonesia. Sebanyak 32 Provinsi dan 399 Kabupaten/Kota di Indonesia masuk dalam kategori risiko tinggi polio. Sejak tahun 2022 hingga 2024, Kemenkes menerima laporan sebanyak 12 kasus kelumpuhan, dengan 11 kasus yang disebabkan oleh virus polio tipe 2 dan satu kasus diakibatkan oleh virus polio tipe 1. Kasus-kasus ini tersebar di 8 Provinsi di Indonesia, yaitu Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua Selatan, dan Banten.

Kemenkes kembali menggelar Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio Tahap Kedua. PIN Polio dilaksanakan pada minggu ketiga Juli 2024. Menindaklanjuti hal tersebut, Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau juga menggelar kegiatan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio yang pencanangannya digelar pada Hari Jumat (26/07) di Kabupaten Bintan yang dihadiri juga Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Kepulauan Riau. Selain itu, pencanangan PIN Polio juga diikuti oleh stakeholder melalui video conferencee oleh Kabupaten/Kota di Wilayah Provinsi Kepulauan Riau.

Pemberian imunisasi pada PIN Polio sangat penting untuk mencegah virus polio yang dapat mengakibatkan kelumpuhan permanen, terutama pada anak-anak yang belum mendapatkan imunisasi polio lengkap. Sasaran PIN Polio adalah anak usia 0 hingga 7 tahun tanpa memandang status imunisasi sebelumnya. Vaksin yang akan diberikan adalah vaksin imunisasi tetes dan suntik.

Vaksin polio tetes yang diberikan melalui mulut sebanyak tiga kali pemberian, yaitu umur 1 bulan, 2 bulan dan 3 bulan, yang dikenal dengan OPV 1, OPV 2 dan OPV 3. Sedangkan pada umur 4 bulan, pemberian vaksin digabung, yaitu tetes dan suntikan yang disebut dengan IPV. Tidak hanya sampai di situ, pada umur 9 bulan akan kembali diberikan vaksin IPV 2. Pemberian imunisasi lengkap atau kombinasi imunisasi polio tetes (OPV) dan imunisasi polio suntik (IPV) diperlukan untuk membentuk kekebalan yang optimal terhadap semua virus polio. (JM)

...

Pentingnya Makan Buah-buahan Saat Berbuka Puasa

Blog Buah saat buka puasa 2

Memasuki bulan Ramadan, sebaiknya anda sangat memperhatikan pola makan serta asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan agar pencernaan dan tubuh anda tetap sehat meskipun menjalankan ibadah puasa selama 30 hari di bulan Ramadan.

Saat berbuka puasa sebaiknya awali dengan minum air putih hangat terlebih dahulu. Kemudian dilanjutkan dengan makan buah-buahan segar dan manis yang tidak asam. Hal ini karena berbuka dengan air putih dan makan beberapa jenis buah dapat  membuat tubuh kita lebih cepat menyerap nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh.

Menurut agama Islam sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi buah kurma saat berbuka puasa. Sebab buah kurma mengandung karbohidrat dan energi yang sangat bagus untuk mengembalikan energi anda setelah seharian berpuasa.

Namun perlu anda ketahui pula, bahwa ketika berbuka puasa sebaiknya hindari berbuka dengan makanan dalam porsi yang banyak. Hal ini bertujuan agar sistem pencernaan anda mampu melakukan penyesuaian dengan baik setelah seharian diistirahatkan.

Saat berpuasa, kondisi lambung akan kosong selama belasan jam. Bisa dibayangkan jika tiba-tiba diisi dengan makanan yang banyak maka akan membuat kerja lambung menjadi lebih berat sehingga tidak bagus untuk kesehatan pencernaan anda.

Akan lebih baik jika saat berbuka puasa sebaiknya anda berbuka terlebih dahulu dengan porsi yang tidak terlalu banyak. Lalu dilanjutkan dengan salat tarawih, kemudian dilanjutkan dengan makan makanan yang di dalamnya terdapat banyak sayuran.

Sebagian orang mungkin akan takut mudah gemuk ketika makan setelah tarawih padahal tidak ada larangan untuk makan malam sesudah menjalankan ibadah salat tawarih. Makan malam sesudah salat tawarih memang sangat boleh untuk anda lakukan karena anda sudah berpuasa selama seharian.

Mungkin sebagian anda selama ini berpikir bahwa makan malam setelah tarawih akan membuat tubuh lebih cepat gemuk sehingga anda tidak makan malam. Padahal anggapan tersebut justru membuat tubuh anda kurang berenergi.

Cara yang paling baik untuk makan malam setelah tarawih adalah dengan mengatur porsi makan dengan memperbanyak sayur. Dengan demikian sangat disarankan untuk menerapkan porsi makanan yang terdiri dari menu makanan bergizi seimbang. Selain itu biasakan pola makan teratur dalam keseharian anda sehingga pencernaan tetap sehat dan tidak mudah gemuk selama berpuasa.

Tetapi jangan sampai lupa untuk tidak langsung tidur setelah makan malam. Berikan jeda beberapa waktu dengan melakukan aktivitas lainnya setelah makan malam. Namun jangan pula tidur terlalu larut malam agar ketika bangun sahur bisa tepat waktu.

Itulah tadi penjelasan mengenai cara agar tubuh tetap sehat dan berenergi selama menjalankan ibadah puasa Ramadan. Selain mengkonsumsi buah yang segar dan manis saat berbuka puasa, pastikan mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang agar kebutuhan nutrisi tubuh tetap terpenuhi meskipun dalam kondisi berpuasa sehingga ibadah anda juga tetap berjalan lancar.

...

Gerakan Aksi Bergizi dan Pentingnya Cegah Anemia Bagi Remaja Putri

Anemia putri

Gambar : Gubernur Ansar Sosialisasikan Pentingnya Cegah Anemia Bagi Remaja Putri

Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang dapat dialami oleh semua kelompok umur mulai dari balita, remaja, ibu hamil sampai usia lanjut. Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi anemia pada anak usia 5-14 tahun sebesar 26,8% dan pada usia 15-24 tahun sebesar 32%. Hal ini berarti sekitar 3 dari 10 anak di Indonesia menderita anemia.

 

Anemia putri 2

Sejalan dengan data tersebut diatas, Gerakan #AksiBergizi diyakini menjadi salah satu upaya strategis dalam meningkatkan kepatuhan konsumsi TTD pada remaja putri yang juga merupakan salah satu indikator layanan intervensi gizi spesifik dalam percepatan penurunan stunting

Gubernur Kepulauan Riau H. Ansar Ahmad membuka Gerakan Aksi Bergizi dan Peresmian Sarana Pendidikan di SMAN 1 Tanjungpinang, Jumat, (04/08). Acara ini bertujuan untuk menekan kasus stunting dan anemia di Indonesia dengan memberikan tablet penambah darah kepada remaja putri. 

"Dengan memberikan tablet Tambah Darah secara rutin, diharapkan mereka dapat menjadi ibu yang sehat dan melahirkan anak-anak yang sehat, serta mencapai zero new stunting untuk Provinsi Kepulauan Riau," kata Gubernur Ansar.

Gubernur Ansar berharap kegiatan "Gerakan Aksi Bergizi Tingkat Provinsi Kepulauan Riau" ini dapat meningkatkan kesadaran remaja putri akan pentingnya gizi seimbang dan konsumsi asupan bergizi.

"Kolaborasi dari berbagai elemen masyarakat, satuan pendidikan, puskesmas, keluarga, serta lintas program dan lintas sektor diharapkan dapat mensukseskan kegiatan ini dan menciptakan generasi yang cerdas dan sehat di masa depan," katanya.

Kegiatan Gerakan Nasional Aksi Bergizi tingkat Provinsi Kepulauan Riau dihadiri langsung oleh Gubernur Kepulauan Riau, H. Ansar Ahmad, SE, MM berserta TP-PKK Provinsi Kepulauan Riau, Dra. Hj. Dewi Kumalasari, M.Pd. dihadiri juga oleh OPD-OPD terkait. Dan juga menghadirkan Narasumber dari Ikatan Dokter Anak Indonesia Cabang Kepulauan Riau dr. Maulana Okta Rheza, Sp.A, Narasumber dari Persatuan Ahli Gizi Indonesia Provinsi Kepulauan Riau Sri Rejeki, S.Gz.

Peserta gerakan ini berjumlah 638 orang Siswa dan Siswi SMAN 1 Tanjungpinang dengan rincian 500 orang Siswi Putri yang mendapat pemeriksaan Haemoglobin (Hb) dan Konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) dan 303 Orang Siswa Putra yang mendapat skrining kesehatan. Dalam kegiatan ini dilaksanakan pula Senam Sehat, Sarapan Sehat bersama, serta Peningkatan literasi kesehatan melalui talkshow yang mengangkat tema Edukasi Aksi Bergizi, Gaya Hidup Remaja Sehat sehingga dapat meningkatkan pengetahuan peserta terkait Perilaku Hidup yang harus diterapkan Remaja agar menjadi Remaja yang sehat, Cerdas dan Bebas Anemia. (MH - Promkes)

...

Pentingnya Penanganan Gizi Pada Situasi Bencana

Penanganan Gizi Bencana

Gambar : Pelatihan Gizi Bencana Tingkat Provinsi Kepulauan Riau

Kejadian bencana, seperti gempa bumi, tsunami, letusan gunung api, tanah longsor, banjir, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, yang terjadi pada beberapa tahun terakhir ini, telah menimbulkan keprihatinan berbagai pihak. Permasalahan gizi pada situasi bencana yang sering terjadi adalah meningkatnya angka kurang gizi, defisiensi mikronutrien, dan dalam beberapa konteks kekurangan gizi kronis.

 

Penanganan Gizi Bencana 2

Penanganan gizi berperan penting dalam penanganan bencana untuk mencegah risiko penurunan status gizi pada kelompok rentan. Pemberian makanan dan asupan gizi yang tidak tepat pada kelompok tersebut dapat kemudian meningkatkan risiko kematian khususnya pada bayi dan anak yang menderita kekurangan gizi. 

Masyarakat umum juga menjadi rentan terhadap masalah gizi apabila dampak bencana dirasakan secara berkepanjangan tanpa penanganan yang tepat Penanganan gizi pada situasi bencana merupakan bagian dari upaya penanggulangan krisis kesehatan yang diatur pada PMK no 75 tahun 2019. Penanganan gizi yang efektif pada situasi bencana perlu dilakukan secara kolaboratif Bersama dengan para pemangku kepentingan dari berbagai kalangan baik LSM, Organisasi Profesi, Pemerintah daerah dan Instansi Terkait, Akademia serta Sektor Swasta.

Permasalahan gizi pada situasi bencana yang sering terjadi adalah meningkatnya angka kurang gizi, kekurangan zat gizi mikro, dan dalam beberapa konteks kekurangan gizi kronis. Tujuan utama dari sebuah respon kesehatan pada setiap bencana adalah untuk mencegah angka mortalitas dan morbiditas. Dalam hal gizi, fokus utama ada pada intervensi gizi spesifik yang telah terbukti efektif dalam mengurangi mortalitas dan morbiditas yang terkait dengan kekurangan gizi.

Pada respon bencana jangka pendek, tujuannya adalah untuk mencegah dan mengurangi kelebihan morbiditas, kekurangan gizi dan kematian. Sementara itu, tujuan jangka panjang adalah meningkatkan ketahanan masyarakat dalam hal kesehatan dan gizi, baik secara individu maupun komunitas. Hal ini tentu saja membutuhkan upaya kesiapsiagaan, termasuk memastikan tersedianya struktur di tingkat daerah yang dapat memberikan respon secara cepat dan tepat saat terjadinya Bencana. Struktur yang mumpuni tentunya membutuhkan sumber daya yang memiliki kapasitas, baik manajemen maupun teknis gizi bencana, yang dengan cepat dapat segera melakukan respon bencana.

Melihat pentingnya Penanganan Gizi pada situasi bencana, Dinas Kesehatan melalui Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat telah melakukan Pelatihan Gizi Bencana Tingkat Provinsi Kepulauan Riau, 21 – 24 September 2022 bertempat di Aston Hotel Tanjungpinang. Setelah mengikuti pelatihan ini diharapkan peserta dapat berperan sebagai pengelola penanganan gizi pada masa tanggap darurat bencana yang tergabung dalam mekanisme sub klaster gizi, dapat melakukan koordinasi penanganan gizi pada masa tanggap darurat bencana, dapat melakukan kajian dampak bencana, dan dapat menyusun rencana respon gizi, dan Menyusun rencana kesiapsiagaan gizi. Adapunn Peserta berasal dari 7 (tujuh) Kabupaten/kota provinsi kepulauan riau yang berjumlah 25 orang. Fasilitator dan Marasumber pada pertemuan ini berjumlah 4 orang, terdiri dari 2 (satu) orang fasilitator dari Kementerian Kesehatan RI, 1 (Satu) orang narasumber dari Bapelkes Batam dan 1 (satu) orang narasumber berasal Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau. (SP)

...

Sadar Akan Pentingnya Peran Teknologi, Dinkes Kepri Lakukan Bimtek Telemedicine

WhatsApp Image 2022 09 19 at 11.17.07 1

Gambar : Pertemuan Teknis Penyelenggaraan Telemedicine Provinsi Kepulauan Riau

Sadar akan pentingnya peran teknologi dalam meningkatkan kualitas pelayanan Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau melalui Bidang Pelayanan Kesehatan telah melaksanakan Pertemuan Teknis Penyelenggaraan Telemedicine Provinsi Kepulauan Riau . Pertemuan ini berlangsung selama 15-17 September di Hotel Harris kota Batam.

 

Kementerian Kesehatan telah membangun pelayanan telemedicine di Indonesia sejak tahun 2012 sebagai pilot project yang diawali dengan teleradiologi. Dalam pengembangan pelaksanaan ujicoba teleradiologi  dan meningkatkan optimalisasi yaitu melengkapi sarana/peralatan penunjang teleradiologi (adanya alat rontgent digital, alat computed radiography dan alat scanner radiography), dan tahun 2014, sampai saat ini Kementerian Kesehatan mengembangkan telemedicine lain berupa telekonsultasi, tele-USG serta tele-EKG.

Teknologi telemedicine yaitu pelayanan kesehatan rujukan antara fasilitas pelayanan kesehatan/tenaga kesehatan yang dilaksanakan secara jarak jauh melalui media teknologi informasi dan telekomunikasi. Praktik telemedicine sudah banyak digunakan oleh negara maju dan berkembang misalnya negara india,  teknologi ini membantu dokter-dokter yang ada di daerah terpencil dapat terhubung dengan dokter ahli dalam menyelesaikan kasus-kasus yang tidak bisa ditangani oleh dokter terpencil melalui komunikasi online.Potensi besar untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di daerah yang tidak / kurang dapat dijangkau oleh sarana pelayanan kesehatan melalui Telemedicine sangat menjanjikan. Tidak ada teknologi yang sempurna, tentunya ada saja kekurangan.

Telemedicine berguna bagi dokter-dokter yang sering bertugas di luar tempat praktek, tetapi sangat dibutuhkan konsultasinya mengenai kasus-kasus penyakit tertentu ketika ia sedang bertugas di luar tempat prakteknya. Selain itu juga sangat bermanfaat untuk daerah-daerah terpencil atau tidak ada sarana pelayanan kesehatan, karena daerah tersebut sulit dijangkau. (DS)

...

Pentingnya Tablet Tambah Darah Bagi Remaja Putri

ttd

Remaja yang sehat adalah investasi masa depan bangsa, karena ditangan mereka arah negara ini ditentukan. Memastikan para remaja puteri mendapatkan gizi optimal, Kemenkes menggelar #AksiBergizi yang akan dilakukan bertahap di seluruh Indonesia. Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin meminta pada remaja putri untuk mulai rutin mengkosumsi Tablet Tambah Darah (TTD) guna menekan stunting atau kekerdilan pada anak Indonesia.

 

Remaja putri yang menderita anemia berisiko mengalami anemia saat hamil. Hal ini akan berdampak negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan serta berpotensi menimbulkan komplikasi kehamilan dan persalinan, bahkan menyebabkan kematian ibu dan anak.

Angka Kematian Ibu ( AKI ) menurut Survei Penduduk Antar Sensus ( SUPAS ) 2015 sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup dan penyebab utama kematian ibu adalah pre eklampsia dan eklampsia  (32,4%) serta perdarahan paska persalinan (20,3%) dimana salah satu faktor risiko terjadinya perdarahan paska persalinan adalah anemia. Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang dapat dialami oleh semua kelompok umur mulai dari balita sampai usia lanjut. Tidak berhenti sampai disitu, dampak anemia juga menyebabkan para remaja putri mengalami berbagai kondisi seperti:

  • Penurunan imunitas sehingga lebih rentan terpapar berbagai penyakit infeksi
  • Penurunan konsentrasi belajar di kelas
  • Penurunan prestasi di sekolah
  • Penurunan kebugaran dan produktivitas kerja

Melihat kondisi demikian, maka upaya pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) menjadi penting untuk diberikan untuk remaja putri dalam proses pertumbuhannya. Selain untuk meminimalisir potensi anemia yang berakibat terhadap kesehatan dan prestasi di sekolah, pemberian tablet tambah darah juga untuk mempersiapkan kesehatan remaja putri pada saat sebelum menjadi seorang ibu.

Pemberian TTD pada remaja putri ini untuk mencegah ibu nantinya melahirkan bayi dengan tubuh pendek (stunting) atau berat badan lahir rendah (BBLR). Dengan minum TTD secara rutin, diharapkan mampu mengurangi potensi anemia dan lahirnya bayi dalam keadaan stunting dari para ibu di Indonesia, sehingga terciptanya generasi muda dan generasi penerus yang sehat serta mampu berdaya saing dapat terbentuk dengan maksimal. Lakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk membantu mendeteksi suatu penyakit sejak dini sehingga penyakit tersebut dapat dicegah dan mendapatkan penanganan pengobatan yang tepat sebelum penyakit berkembang. 

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Indonesia, maka pemerintah telah menetapkan kebijakan pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) pada Remaja putri dilakukan setiap 1 kali seminggu. Pemberian TTD ini diberikan secara blanket approach dimana seluruh Remaja puteri diharuskan meminum TTD untuk mencegah anemia dan meningkatkan cadangan zat besi dalam tubuh tanpa dilakukan skrining awal terlebih dahulu. Berikut ini adalah anjuran minum TTD untuk Remaja putri:

  • Satu tablet seminggu sekali di hari yang sama
  • Diminum setelah makan
  • Diminum dengan air putih
  • Jangan diminum bersamaan dengan teh, susu atau kopi
  • Setelah minum TTD, makanlah buah yang mengandung vitamin C untuk meningkatkan penyerapan zat besi.  

Perlu diingat, TTD hanyalah solusi sementara. Selain itu, remaja perlu memahami dan mengonsumsi makanan sumber zat besi, seperti telur, ikan, daging merah, daging ayam, kacang hijau, bayam, dan sayuran hijau lain. Untuk meningkatkan penyerapan zat besi, sebaiknya TTD dikonsumsi bersama buah-buahan sumber vitamin C, seperti jambu biji, pepaya, jeruk, atau mangga. Serta membatasi konsumsi zat penghambat penyerapan zat besi, seperti teh dan kopi.

Di Kepulauan Riau Pemberian tablet tambah darah (TTD) rutin dilakukan setiap tahunnya. Berkordinasi dengan Puskesmas di Kabupaten/Kota untuk memastikan bahwa remaja putri itu benar-benar mengkonsumsi tablet Tablet Tambah Darah (TTD). Dosis yang diberikan adalah setiap orang mendapat 1 tablet per minggu selama setahun dan dipantau setiap sebulan sekali oleh Petugas Puskesmas diwilayah kerjanya.

...

Pentingnya Standar Akreditasi Dan Indikator Mutu Pelayanan Rujukan

Sosialisasi Akreditasi dan Mutu Yankes Rujukan

Gambar : Sosialisasi Standar Akreditasi Dan Indikator Mutu Pelayanan

Sejak kasus positif COVID-19 meningkat drastis  banyak rumah sakit di daerah kewalahan menangani lonjakan pasien yang terinfeksi COVID-19. Terlebih COVID-19 merupakan penyakit menular mematikan dengan waktu dari mulainya penyakit sampai dengan menjadi parah terjadi dalam satu minggu.. Pasien dapat mengalami kegagalan sistem pernafasan akut dan membutuhkan sarana dan prasarana khusus seperti ICU, ruangan isolasi khusus, oksigen atau ventilator.

 

Keadaan buruk ini sangat berdampak pada keselamatan pasien, apalagi jika rumah sakit tidak menegakkan secara ketat Rencana Penanggulangan Bencana di rumah sakit (Hospital Disaster Plan, HDP), sebuah mekanisme dan prosedur untuk menghadapi pandemi di layanan rumah sakit.

Kesalahan atau keterlambatan diagnosis penyakit berkontribusi terhadap kematian yang terjadi di rumah sakit. Selain itu kegagalan dalam berkomunikasi di antara tenaga kesehatan dalam memberikan perawatan juga dapat menyebabkan pasien meninggal atau menyebabkan pasien mengalami disabilitas. Keadaan buruk ini sangat berdampak pada keselamatan pasien, apalagi jika rumah sakit tidak menegakkan secara ketat Rencana Penanggulangan Bencana di rumah sakit (Hospital Disaster Plan, HDP), sebuah mekanisme dan prosedur untuk menghadapi pandemi di layanan rumah sakit.

Guna menjawab hal diatas Dinas kesehatan Provinsi dan Dinas kesehatan kab/kota perlu berperan aktif untuk tercapai mutu dan akreditsi pelayanan kesehatan dalam bentuk pembinaan dan monitoring ke rumah sakit di wilayah. Selain itu Dinas kesehatan juga perlu mendorong setiap rumah sakit segera dapat melaksanakan akreditasi untuk rumah sakit yang belum terakreditasi serta peningkatan mutu, manajemen resiko dan keselamatan pasien perlu diterapkan dalam pengelolaan Rumah Sakit dan memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif kepada masyarakat dengan menempatkan masyarakat sebagai subjek pembangunan kesehatan yang bermutu.

Keamanan pelayanan akan sangat dipengaruhi oleh kepatuhan petugas kesehatan dan pasien terhadap prosedur, ketersediaan alat pelindung diri (APD) yang sesuai standar, pelatihan yang terstandar, dan pemahaman petugas kesehatan terhadap protokol penanganan. COVID-19. Sedangkan efektifitas pelayanan sangat dipengaruhi oleh ketersediaan sarana prasarana, ketepatan penanganan dan pengobatan yang untuk kasus COVID-19 sangat berkejaran dengan waktu. Selain itu, kekurangan tempat tidur menyebabkan rumah sakit berusaha memulangkan pasien non-COVID lebih cepat, yang menyebabkan pergantian tempat tidur yang tinggi. Meningkatnya jumlah pasien yang keluar rumah sakit lebih dini juga dapat membahayakan keselamatan pasien.

 

-DS 

...

Pentingnya Pengawasan Dalam Pengelolaan Limbah Medis COVID-19

Pengelolaan Limbah B3

Gambar : Pentingya Pengolahan Limbah B3

Berdasarkan Pasal 59 UU No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup bahwa setiap orang yang menghasilkan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) wajib melakukan pengelolaan limbah yang dihasilkannya dan dalam hal setiap orang tidak mampu melakukan sendiri pengelolaan limbah, pengelolaannya diserahkan kepada pihak lain.

 

Hal ini didukung juga dengan Surat Edaran dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan tertanggal 24 Maret 2020 perihal pengelolaan limbah infeksius (B3) dan sampah rumah tangga dari penanganan Virus Corona. Surat edaran ini menjadi pedoman penanganan bagi pemerintah pusat dan daerah dalam mengendalikan paparan dan menghindari penumpukan limbah. Selain itu Surat edaran (SE) bernomor 2/2020 ini juga menjadi pedoman penanganan limbah infeksius dan pengelolaan sampah rumah tangga, berasal dari rumah tangga yang terdapat orang dalam pemantauan, sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga.

Limbah B3 Medis adalah barang atau bahan sisa hasil kegiatan yang tidak digunakan kembali yang berpotensi terkontaminasi oleh zat yang bersifat infeksius atau kontak dengan pasien dan/atau petugas di Fasyankes yang menangani pasien Covid-19, meliputi: masker bekas, sarung tangan bekas, perban bekas, tisu bekas, plastik bekas minuman dan makanan, kertas bekas makanan dan minuman, alat suntik bekas, set infus bekas, Alat Pelindung Diri bekas, sisa makanan pasien dan lain-lain, berasal dari kegiatan pelayanan di UGD, ruang isolasi, ruang ICU, ruang perawatan, dan ruang pelayanan lainnya.

Air limbah kasus COVID-19 yang harus diolah adalah semua air buangan termasuk tinja, berasal dari kegiatan penanganan pasien COVID-19 yang kemungkinan mengandung mikroorganisme khususnya virus Corona, bahan kimia beracun, darah dan cairan tubuh lain, serta cairan yang digunakan palam kegiatan isolasi pasien meliputi cairan dari mulut dan/atau hidung atau·air kumur pasien dan air cucian alat kerja, alat makan dan minum pasien dan/atau cucian linen, yang berbahaya bagi kesehatan, bersumber dari kegiatan pasien isolasi COVID-19, ruang perawatan, ruang pemeriksaan, ruang laboratorium, ruang pencucian alat dan linen.

Dengan demikian, perlu dilakukan upaya seperti pengamanan limbah COVID-19 dengan menggunakan box/sterofoam yang kedap udara agar supaya mengamankan pihak Cleaning Service dan tenaga pengangkut limbah supaya limbah tersebut tidak menjadi sumber pencemaran. Selain itu, penumpukan limbah medis yang bersifat infeksius ini tentunya dapat berdampak dalam pencemaran di lingkungan Rumah Sakit khususnya bagi petugas, pasien maupun masyarakat di sekitar wilayah Rumah Sakit.

 

-AD

...

Pentingnya VCT Dalam Upaya Pencegahan dan Perawatan Bagi Penderita HIV-AIDS

SCREENING hiv

Screening HIV di lapas rutan, dilakukan pada kelompok WBP (Warga Binaan Penjara)

Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (sindrom) yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya (SIV, FIV, dan lain-lain). Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus/HIV yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan. VCT adalah voluntary counselling and testing atau bisa diartikan sebagai konseling dan tes HIV sukarela (KTS). Layanan ini bertujuan untuk membantu pencegahan, perawatan, serta pengobatan bagi penderita HIV/AIDS. VCT bisa dilakukan di puskesmas atau rumah sakit maupun klinik penyedia layanan VCT. Pada prinsipnya VCT bersifat rahasia dan dilakukan secara sukarela. Artinya hanya dilakukan atas inisiatif dan persetujuan seseorang yang datang pada penyedia layanan VCT untuk diperiksa. Hasil pemeriksaan pun terjaga kerahasiaannya.

 

HIV dan virus-virus sejenisnya umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu. Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut. Namun virus ini tidak dapat menular melalui kontak fisik biasa seperti berpelukan, berciuman, berjabat tangan atau menggunakan fasilitas umum dengan orang yang terinfeksi HIV atau AIDS.

Pencegahan HIV telah dilakukan melalui Progam Pencegahan Melalui Tansmisi Seksual (PMTS) untuk Wanita Pekeja Seks (WPS), Lelaki Seks Lelaki (LSL) serta program Layanan Jarum Suntik Steril (LASS). Upaya pelayanan kesehatan dalam rangka penanggulangan HIV dan AIDS oleh tenaga kesehatan dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut pemantauan terhadap darah donor, pemantauan pada kelompok beresiko termasuk warga Binaan Penjara (WBP) atau sesekali dilakukan penelitian pada kelompok beresiko rendah seperti ibu rumah tangga dan sebagainya.

Saat risiko HIV telah diidentifikasi, pasien harus didorong untuk menjalani tes HIV dengan konseling dan dukungan yang adekuat. Mendiagnosis infeksi pimer HIV penting karena identifikasi dini pada infeksi HIV primer dapat menghasilkan perubahan perilaku pada orang dengan HIV yang akan meminimalkan penularan selanjutnya.

 

...

Pentingnya Mencuci Tangan Menggunakan Sabun

cuci tangan

Gambar : Cuci tangan pakai sabun

Tangan bisa bertindak sebagai vector dalam menularkan virus dan kuman patogen ke makanan dan minuman sebelum mencapai sistem pencernaan individu yang rentan.Mencuci tangan dengan menggunakan sabun secara efektif dapat mencegah penyebaran kuman dan virus yang menyebabkan infeksi saluran pencernaan kita, seperti Salmonella spp, shigella spp, E-coli, Vibrio cholerae, Hepatitis, rotavirus dll.

 

Kapan kita perlu mencuci tangan?

  1. Sebelum kontak dengan bahan makanan dan peralatannya
  2. Sebelum mempersiapkan makanan dan sebelum makan minum
  3. Setelah kontak dengan peralatan makan yang kotor
  4. Setelah batuk, bersin, menggunakan tissue dan merokok
  5. Setelah makan/minum
  6. Setelah kontak dengan kulit anda
  7. Sebelum keluar dari toilet, cuci tangan di tempat yang telah disediakan di dalam toilet

Sebelum mencuci tangan dengan sabun, semua perhiasan yang menempel di tangan harus dilepas. Tidak diperkenankan mencuci tangan menggunakan peralatan memasak, temat mempersiapkan makanan atau bak cuci piring. Cuci tangan pada tempat yang didesain sebagai tempat cuci tangan.

Bagaimana tahapan mencuci tangan yang benar?

  1. Gulung lengan baju dan basahi tangan dengan air hangat
  2. Gunakan sabun, bukan larutan pendesinfeksi tangan dan perbanyak sabun sampai menutupi tangan sampai bawah lengan.
  3. Gosok tangan secara Bersama-sama sedikitnya 20 detik dan pastikan telapak tangan, punggung tangan, diantara jari-jari serta lengan bawah tercuci
  4. Gunakan sikat kuku jari untuk membersihkan dalam kuku dan diantara jari-jari tangan
  5. Bilas dengan air hangat
  6. Keringkan tangan dengan handuk/kertas tissue sekali pakai. Tutuplah keran dengan handuk/kertas tissue untuk mencegah re-kontaminasi tangan.

 

*Yoyok Dwi Santoso, SKM, M.Kes

...

Pentingnya Kesehatan Reproduksi (Kespro) Bagi Pasangan Pra-Nikah

Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat menjadi tempat tumbuh kembangnya regenerasi masyarakat. Para calon pengantin yang akan membina keluarga menjadi penting untuk mengetahui kesehatan reproduksi.

Beberapa persoalan kesehatan reproduksi yang masih dihadapi di Indonesia adalah tingginya angka kematian ibu, bayi, dan balita, masalah kehamilan dan persalinan, penyakit menular seksual dan penyakit degeneratif.

Menurut data yang ada, setiap tahun diperkirakan ada sekitar 2.135.000 pasangan pengantin yang dinikahkan oleh penghulu di KUA dan hingga saat ini lebih dari 20.000 penghulu dan penyuluh yang berada di bawah Departemen Agama yang tersebar di seluruh Indonesia.

Apabila para penghulu dan penyuluh tersebut mampu diberdayakan dalam rangka menyadarkan masyarakat akan kesehatan reproduksi, maka akan memberikan kontribusi peningkatan kesehatan masyarakat yang pada akhirnya meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia.

 

sesi tanya jawab peserta kabkota dengan narasumber

Dengan Demikian Seksi Kesehatan Keluarga & Gizi Masyarakat Melakukan Kegiatan Tersebut pada tanggal 12 – 15 Februari 2018 di Hotel Sahid & Convention kota Batam, peserta terdiri dari penanggungjawab dan pengelola program KIA kabupaten /  kota, Tenaga Kesehatan di puskesmas, dan KUA (BP4K). Agar Pasangan Catin Dapat Mengenal tentang Pentingnya Kesehatan Reproduksi Bagi Pasangan Yang Akan Melakukan Pernikahan, Sehingga Pasangan Tersebut Terhindar Dari Resiko kematian ibu, bayi, dan balita, masalah kehamilan dan persalinan, penyakit menular seksual dan penyakit degeneratif.

Untuk mempermudah penyampaian program, Kementerian Kesehatan telah menyusun buku saku dan lembar balik kespro catin yang diharapkan bisa menjadi alat bantu dalam penyampaian KIE kesehatan reproduksi bagi para calon pengantin. KIE ini diharapkan dapat dilaksanakan baik oleh puskesmas sebagai unit primer pelayanan kesehatan di masyarakat dan penyuluh pernikahan yang merupakan orang pertama yang berinteraksi dengan calon pengantin.

BY : SP

Kontak Kami