- Admin Dinkes
- Jumat, 20 Juli 2018
- 12309
Pengembangan Potensi Local Wisdom di Kepulauan Riau
Provinsi Kepulauan Riau merupakan salah satu provinsi yang terletak di daerah perbatasan Indonesia dengan negara tetangga diantaranya Singapura dan Malaysia. Kepulauan Riau sebagai Provinsi Kepulauan tersusun dari beberapa pulau utama diantaranya Pulau Bintan, Karimun, Lingga, Natuna dan Anambas. Kondisi geografis seperti ini menghasilkan biodiversitas dan keanekaragaman hayati yang sangat unik dari masing-masing wilayah. Selain biodiversitas, kearifan lokal dan pengetahuan empiris dari masing-masing lokasi juga berbeda dan unik. Pengetahuan empiris dalam memanfaatkan sumberdaya hayati yang berbasis kearifan lokal juga menjadi hal yang unik untuk dieksplorasi atau dilakukan penapisan. Indikator dan informasi inilah yang akan menjadi pintu masuk dalam proses penapisan.
Gambar : Bronok hasil tangkapan di Pantai Pelawan, Tanjung Pelolok, Kabupaten Karimun
Kepulauan Riau memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah, baik yang berasal dari lingkungan darat maupun laut. Kabupaten Karimun merupakan salah satu pulau di Kepulauan Riau, dimana masyarakatnya selalu memanfaatkan salah satu biota laut untuk dijadikan sebagai aprodisiaka alami. Biota ini secara empiris diyakini dapat meningkatkan stamina. Biota yang mereka manfaatkan adalah bronok atau nama latinnya yaitu Arcadina Molpadoides dikenal juga dengan istilah Sea Potato. Biota ini memiliki bentuk tubuh lonjong serta bronok dikonsumsi oleh masyarakat dalam kondisi segar, biota ini dikategorikan aman untuk dikonsumsi secara masal oleh masyarakat
Informasi empiris tersebut merupakan data dasar yang terpenting untuk dilakukan pengkajian dari biota ini. Biota ini dapat dilakukan pengembangan menjadi pangan fungsional yang dapat memberikan efek positif dan kesehatan bagi tubuh manusia. Hal ini akan menjadi sesuatu yang penting dalam proses pengembangan bahan hayati yang berbasis kearifan lokal di Provinsi Kepulauan Riau.
Bronok adalah sejenis biota laut yang hidup di kawasan pesisir yang berlumpur. Bronok biasanya dimakan mentah atau dijadikan kerabu (urap) dan merupakan makanan khas masyarakat melayu di pesisir pantai diwilayah Kabupaten Karimun. Bronok berwarna cokelat keemasan atau merah muda dan transparant. Teksturnya yang kenyal dan mengeluarkan lendir seperti teripang. Habitat bronok berada pada dasar perairan yang berlumpur dan memiliki arus didalamnya.
Bronok disebut juga sebagai kentang laut atau ubi jalar manis laut. Bronok merupakan spesies teripang dari keluarga Holothuroidea dibawah Phylum Echinodermata. Ukurannya sekitar 15-20 cm. tubuhnya lunak dengan daging berwarna merah muda dan warnanya mulai memudar jika hewan itu keluar dari air dalam waktu lama.
Gambar : Peneliti melakukan wawancara terhadap masyarakat pengkonsumsi Bronok
Habitat dimana bronok berada cukup unik, karena berada pada dasar berlumpur dengan kondisi anoksik atau kadar oksigen terlarut sangat rendah. Meskipun berada pada tingkat DO yang rendah, warna hitam dan bau lumpur serta hidrogen sulfit pada substrat menunjukkan kondisi toksik. Lumpur hitam yang sama juga ditemukan disaluran usus bronok. Bronok banyak ditemukan di perairan Kabupaten Karimun (Kepulauan Riau), pulau Langkawi (Malaysia), Pulau Tuba (Malaysia) dan Pal Bay (India).
Gambar : Peneliti melakukan persiapan alat penangkapan biota laut
Penelitian ini akan di lakukan selama empat bulan mulai dari bulan Juli sampai dengan Oktober 2018. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Maritim Raja Ali Haji, dengan beranggotakan oleh tiga orang peneliti diantaranya adalah:
No. |
Nama Peneliti |
Keterangan |
1. |
Azwin Apriandi, S.Pi., M.Si |
Ketua Peneliti |
2. |
R. Marwita Sari Putri, S.Pi., M.Si |
Anggota Peneliti |
3. |
Made Suhandana, S.Pi., M.Si |
Anggota Peneliti |
Gambar : Peneliti membersihkan biota laut hasil tangkapan untuk dijadikan sampel penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan diantaranya wawancara dengan masyarakat sekitar, pengambilan dan preparasi sampel, analisis kandungan proksimat, ekstraksi kandungan bioaltif dan analisis kandungan taurine dari bronok. Pada tanggal 11-13 Juli 2018, Tim Pelaksana SP3T Provinsi Kepulauan Riau dan Tim Peneliti dari Universitas Maritim Raja Ali Haji melakukan pengambilan sampel ke Pantai Pelawan, Tanjung Pelolok, Kabupaten Karimun.
(Nv/Kestrad)