- Admin Dinkes
- Selasa, 14 Agustus 2018
- 16932
Cegah Hipotiroid pada bayi dengan Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK)
Gambar : Instrumen Pengambilan Sampel Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK)
Hipotiroid kongenital merupakan salah satu penyebab terjadinya retardasi mental pada anak. Insiden hipotiroid kongenital adalah 1 : 3000-4000 bayi. Bayi hipotiroid kongenital dapat menunjukkan gejala letargi, ikterus, konstipasi, sering tersedak, kulit teraba dingin, tangisan serak, kulit kering, perut buncit, hernia umbilikalis, hipotonia, fontanel posterior melebar, lidah besar, edema, refleks lambat, dan goiter. Penyakit hipotiroid kongenital dapat disembuhkan secara total jika pengobatan dilakukan sejak dini.
Skrining hipotiroid kongenital dilakukan dengan mengambil sampel darah kapiler dari permukaan lateral kaki bayi atau bagian medial tumit, pada hari ke 2 sampai 4 setelah lahir. Darah kapiler diteteskan ke kertas saring khusus. Kertas saring tersebut dikirim ke laboratorium yang memiliki fasilitas pemeriksaan Thyroid-Stimulating Hormone (TSH).
Melihat akibat kekurangan tiroid pada bayi sangat fatal maka perlu dilakukan skrining pada bayi baru lahir sehingga apabila terdeteksi sejak awal dapat dilakukan tindakan dan intervensi sesegera mungkin.
Kegiatan dilaksanakan dengan cara pengambilan sampel sesuai prosedur yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang telah dilatih, kemudian dilakukan pengiriman ke fasilitas kesehatan yang telah ditunjuk guna pelaksanaan pemeriksaan laboratorium. Fasilitas yang ditunjuk memberikan feedback berupa hasil pemeriksaan. Keluaran kegiatan yang terdiri dari 1000 bayi yang diskrining hipotiroid akan dicapai dalam kurun waktu sepanjang tahun 2018 di 4 Kab/kota Yaitu : Kota Tanjungpinang, Kota Batam, Kabupaten Karimun dan Kabupaten Lingga di provinsi kepulauan riau. (SP/Kesga)