- Admin Dinkes
- Selasa, 24 April 2018
- 13382
Orientasi Bidan Dalam Pelayanan Antenatal
Pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015 – 2019 ditetapkan 3 indikator utama bidang kesehatan yang diharapkan dapat memberikan gambaran tentang status kesehatan masyarakat secara menyeluruh yaitu Angka Kesakitan, Angka Kematian (AKI, AKB, Kekurangan Gizi dan Stunting) serta Angka Kecacatan.Berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 2010, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi yaitu 346/100.000 kelahiran hidup, dan berdasarkan hasil SUPAS 2015 didapatkan Angka Kematian Ibu sebesar 305 / 100,000 KH.
Data Sirkesnas tahun 2016 memperlihatkan masih adanya kesenjangan antara cakupan pelayanan antenatal K1 96,5%, tetapi K4 hanya 72,5%, sehingga perlindungan terhadap ibu selama masa kehamilan kurang optimal. Selain itu, hanya 2,7% ibu hamil yang menerima layanan ANC 10 T, dan 7,7% layanan Anc 7T, dengan Hal ini menunjukkan masih banyak ibu hamil yang belum mendapatkan pelayanan antenatal yang berkualitas dan sesuai standar.
WHO memperkirakan terdapat 15 - 20% ibu hamil mengalami komplikasi selama masa kehamilan, persalinan, dan nifas, yang dapat berujung pada kematian maternal dan atau neonatal. Selain komplikasi selama kehamilan, persalinan dan nifas , ada beberapa masalah penyakit yang dapat mempengaruhi kehamilan dan persalinan yang dapat mengancam kehidupan ibu dan janinnya seperti Kurang Energi Kronis (KEK) , anemia gizi besi. Masalah anemia pada ibu hamil cukup besar, berdasarkan riskesdas 2013 prevalensi ibu hamil dengan anemia sebesar 37,1%, sedangkan prevalensi bumil dengan KEK sebesar 24,1 %. Permasalahan gizi ini dapat menyebabkan masalah pada ibu selama kehamilan serta dapat melahirkan bayi dengan masalah gizi seperti bayi dengan berat lahir rendah, atau stunting. Masalah lain yaitu penyakit menular seperti malaria, IMS, HIV dan AIDS, TB dan lain-lain, yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin.
Data Sirkesnas menunjukkan bahwa tenaga kesehatan pemberi layanan antenatal terbanyak yaitu dilakukan oleh bidan sebanyak 82,4%, 13,4% oleh dokter SpOG, 0,5% dokter dan 0,5% perawat. Sehingga bidan memegang peranan penting untuk dapat memberikan pelayanan antenatal yang berkualitas untuk menurunkan komplikasi pada ibu hamil. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu orientasi pelayanan antenatal untuk bidan dalam rangka meningkatkan kapasitas serta kemampuan bidan dalam melaksanakan pelayanan antenatal berkualitas dan sesuai standar. Orientasi pelayanan antenatal sesuai standar akan dilaksanakan dengan mengundang 7 Kab/Kota Se-Provinsi Kepri yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan kapasitas bidan dalam ANC di Puskesmas Prioritas.
Penulis : SP