- Admin Dinkes
- Senin, 10 Desember 2018
- 9772
Faktor Pola Asuh Dan Penyakit Penyerta Menjadi Penyebab Gizi Buruk di Kabupaten Anambas
Jumlah balita kurus kasus baru sampai dengan September di kabupaten anambas sebanyak 41 balita dan balita kurus sekali non- klinis sebanyak 5 balita. Petugas masih belum terlalu faham mengenai penggunaan PE sebagai tools dalam pelacakan kasus gizi buruk, selain itu didalam pengisian perlu dibuat juknis yang jelas agar petugas tidak bingung.
Penyebab Gizi Buruk di Kabupaten Anambas yaitu faktor pola asuh dan penyakit penyerta. Intervensi yang dilakukan dalam rangka penanggulangan kasus gizi gizi buruk yang telah dilakukan adalah pelacakan kasus gizi buruk dan pemberian PMT (Pemberian Makanan Tambahan). Tim TLGB di kabupaten Anambas Pernah ada Namun Sekarang Sudah Tidak Aktif. Salah satu penyebab kenapa Tim TLGB tidak berjalan adalah karena banyak terjadi mutasi petugas yang telah terlatih TLGB.
jumlah kasus balita kurus non- klinis yang ada di puskemas Palmatak sampai bulan September sebanyak 2 balita, umur 0-11 bulan 1 balita, sedangkan balita umur 54 bulan ada 1 balita. jumlah balita kurus sampai bulan September sebanyak 72 balita, untuk kasus gizi buruk sampai saat ini tidak ada. Laporan bulan Oktober belum masuk, masih banyak posyandu yang belum mengirimkan laporan karena faktor cuaca dan akses wilayah kepulauan.
Berikut data balita tersebut :
- Nama : An. AP
TTL : 09 April 2014
Alamat : Piabung, RT 004/002 Desa Piabung Kecamatan Palmatak
Kabupaten Kepulauan Anambas.
BB : 11,5 kg
TB : 95,2 cm
Status Gizi : BB/U = Gizi Buruk (-3 SD), TB/U = Pendek (-2 SD), BB/TB = Kurus
Diagnosa : Kasus Balita Gizi Buruk tanpa penyakit penyerta
Nama Ayah : Yen Saputra
Nama Ibu : Ratna
Status Ekonomi : Baik
Berdasarkan hasil PE di lapangan An. Az menderita gizi buruk tanpa penyakit penyerta. Berat lahir M.Azam tergolong normal yaitu 2,9 Kg. Az merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Pada saat hamil Azam Ibu M.Azam berumur 20 tahun. Sejak hamil Ibu azsudah 4 kali kontrol kandungan selama kehamilan ke Petugas Kesehatan, sehingga Ibu Azam diberikan Tablet Tambah Darah dan Vitamin A. Umur Kehamilan ibu Az Saat Melahirkan 38 Minggu, Penolong kelahiran Az dari tenaga kesehatan. Az mendapatkan IMD dan ASI Eksklusif, Namun pada umur 8 bulan Az tidak mau makan bubur (makanan tambahan) hanya diberikan ASI Eksklusif. Selama setahun terakhir ibu Azam Selalu membawa Az ke posyandu untuk menimbang > 6 Kali. Imunisasi yang di dapat Azam lengkap termasuk vaksin MR.
- Umur Azam pada saat mulai duduk (8 bulan), berdiri (9 bulan), berjalan (11 bulan), bicara (12 bulan) dan tumbuh gigi (8 bulan).
- Dari hasil pengamatan di rumah balita gizi buruk, Balita merupakan anak ke 1 dari 2 bersaudara, orang tua balita adalah ibu (IRT) dan ayah (swasta).
- Berdasarkan hasil recall lapangan kebiasaan makan balita adalah lebih sering mengkonsumsi mie instan, kurang sayur dan buah, protein nabati jarang diberikan (2 x seminggu), protein hewani jarang diberikan (3 x seminggu), serta kebiasaan sering jajan menyebabkan balita tidak mau makan.
- Pemecahan masalah adalah harus adanya perubahan pola asuh, memberikan makanan porsi kecil tapi sering, mengubah kebiasaan jajan mengalihkan kepada cemilan sehat, memberikan MP-ASI 4 bintang, memberikan PMT, kunjungan rumah oleh petugas Puskesmas rutin 2 minggu sekali.
- Nama : An. RZ
TTL : 13 Maret 2018
Alamat : Ladan, RT 003/001 Desa Ladab Kecamatan Palmatak
Kabupaten Kepulauan Anambas.
BB : 4,3 gram
TB : 61 cm
Status Gizi : BB/U = Gizi Buruk (-3 SD), TB/U = Pendek (-2 SD), BB/TB = Kurus
Diagnosa : Kasus Balita Gizi Buruk dengan penyakit penyerta
Nama Ayah : Hanizar
Nama Ibu : Mardiana
Status Ekonomi : Baik
Berdasarkan hasil PE di lapangan RZ lahir dengan berat badan normal yaitu 2,5 Kg dengan PB: 43 cm. Usia Kehamilan ibu saat melahirkan RZ termasuk aterm (cukup bulan). Pada usia 7 hari RZmengalami sesak dan sianosis sehingga di Rujuk ke Puskesmas Palmatak dan di teruskan rujukannya ke Rumah Sakit Provinsi Ahmad Tabib di Tanjungpinang. Setelah diperiksa oleh dokter Spesialis Anak, An.Rz di diagnosis kelainan jantung bawaan dan harus dilakukan operasi di Rumah Sakit Harapan Kita pada usia anak 2 tahun.
- An.Rivana saat ini hanya bisa tengkurap dan belum bisa duduk di karenakan anak mengalami kelemahan pada otot. Oleh karena itu disarankan kepada petugas Puskesmas untuk melakukan SDIDTK sehingga cepat di temukan penyimpangan pada anak dan di rujuk ke dokter Anak agar mendapat tindakan medis .
- Anak Rivana hanya mendapat ASI Eksusif selama 1 bulan dengan alasan ASI ibunya sudah tidak keluar lagi. Berdasarkan hasil recall di lapangan, Pola makan sehari - hari anak RZ di rumah adalah bubur tepung di campur dengan susu yang di buat sendiri oleh ibunya. Ibunya juga memberikan susu formula dengan anggapan bahwa susu formula dapat meningkatkan berat badan anaknya dengan cepat. Seharusnya makanan yang diberikan pada An.Rivana adalah tepung bebas gluten. Perlu makanan formula khusus yang padat gizi seperti F75, F 100 dan menyarankan kepada ibu untuk merujuk kembali anak RZ Ke Rumah Sakit.
- Dari hasil pengamatan di rumah balita gizi buruk, Balita merupakan anak ke 2 dari 2 bersaudara, orang tua balita (ibu) bekerja sebagai Karyawan di Tata Usaha Puskesmas Palmatak dan ayah (Wiraswasta).
- Pemecahan masalah adalah harus adanya perawatan kasus gizi buruk, perubahan pola asuh, perubahan pola makan, rutin membawa balita ke posyandu untuk dipantau, kunjungan rumah oleh petugas rutin 2 minggu sekali, merujuk anak ke Rumah Sakit serta menggalang kerjasama lintas sektor (Dinsos, BKP, Perangkat Kelurahan). ( Kesga- Gizi/ SP)