- Admin Dinkes
- Sabtu, 08 Agustus 2020
- 2037
Manfaatkan Berjemur Dibawah Sinar Matahari Untuk Imunitas Tubuh
Ilustrasi berjemur dibawah sinar matahari (Shutterstock)
Selama menjalani masa karantina di rumah atau dalam kondisi Work From Home (WFH). Berjemur bisa dijadikan salah satu kegiatan yang baik dilakukan secara rutin karena dapat memberikan banyak manfaat bagi tubuh. Salah satu manfaat berjemur di bawah sinar matahari adalah meningkatkan sistem imunitas / kekebalan tubuh. Kandungan vitamin D yang terbentuk akibat paparan sinar matahari dapat membantu mencegah infeksi pada tubuh dan melawan penyakit, seperti penyakit jantung, multiple sclerosis, beberapa jenis penyakit autoimun dan kanker, serta flu. Bukan tidak mungkin bila rutin berjemur di bawah sinar matahari setiap hari dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh sehingga kita akan terhindar dari virus corona atau COVID-19.
Cahaya matahari yang terbaik adalah yang menyinari tubuh secara langsung, bukan hanya sekadar membuat tubuh mengeluarkan keringat. Jadi, upayakan kulit mendapat sinar matahari secara langsung. Adapun pendapat mengenai waktu berjemur yang baik memang masih beragam di kalangan para ahli kesehatan. Ada yang berpendapat bahwa waktu berjemur di bawah sinar matahari yang baik adalah saat pagi hari. Namun, ada pendapat lain yang mengemukakan bahwa waktu berjemur yang baik adalah saat siang hari. Sebenarnya, ada dua jenis cahaya matahari yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan oleh manusia, yakni sinar ultraviolet A dan ultraviolet B.
Ultraviolet A umumnya adalah cahaya matahari yang muncul pada jam 05.30 pagi hingga 07.00 pagi, atau tepatnya saat matahari mulai beranjak naik dan gelombang cahaya matahari sedang panjang. Sedangkan, sinar matahari ultraviolet B merupakan gelombang cahaya yang pendek. Jadi, inilah jenis cahaya matahari yang dibutuhkan oleh tubuh. Ultraviolet B bisa didapatkan saat sinar matahari naik, yakni sekitar jam 10.00 pagi hingga 15.00 siang. Selain itu, sebuah penelitian lain mengungkapkan alasan bahwa waktu terbaik untuk mendapatkan sinar matahari adalah siang hari. Sebab, pada waktu tersebut risiko kanker kulit jenis cutaneous malignant melanoma (CMM) tergolong paling rendah.Paparan sinar matahari yang didapatkan antara jam 10.00-15.00 dapat memicu produksi vitamin D, yang dapat bertahan dua kali lebih lama dalam darah, jika dibandingkan dengan vitamin D yang dikonsumsi dalam bentuk suplemen atau makanan.
Ketika berjemur, jangan lupa untuk minum air putih yang cukup agar tubuh tidak mengalami dehidrasi. Apabila tubuh merasa kepanasan atau lemas dan berkunang-kunang saat berjemur, segeralah pindah ke tempat yang teduh untuk mendinginkan tubuh agar terhindar dari heat stroke. Oleskan tabir surya (sunblock) dengan SPF 30 atau lebih pada kulit, 20–30 menit sebelum berjemur. Hal ini penting untuk mencegah agar kulit tidak gosong atau mengalami sunburn saat berjemur. Sebenarnya, tidak perlu waktu yang lama terpapar sinar matahari untuk kulit membentuk vitamin D tersebut, bahkan hanya 5-10 menit saja untuk orang memiliki kulit putih. Sedangkan orang yang memiliki jenis kulit yang gelap membutuhkan waktu sedikit lebih lama.
Saat berjemur di tengah pandemi COVID-19 ini, jangan lupa untuk selalu menerapkan physical distancing. Hindari berjemur di tempat yang ramai dan selalu jaga jarak dengan orang lain setidaknya 1-2 meter. Hal ini penting dilakukan untuk mengurangi risiko Anda terpapar virus Corona.Tidak hanya menyehatkan, sinar matahari pagi dipercaya mampu memberikan rasa bahagia. Ini disebabkan oleh lebih banyaknya produksi hormon kebahagiaan yang disebut serotonin. Jadi, jangan takut lagi untuk berjemur dibawah sinar matahari dan rasakan manfaatnya.
-AD