- Admin Dinkes
- Sabtu, 02 Maret 2019
- 11265
Eliminasi Filariasis Tahun 2020 Dinkes Kepri Lakukan Sosialisasi dan Advokasi Pemberian Obat Pencegahan masal (POPM) Cacingan
Gambar : Tim P2 Filariasis dan Kecacingan Dinkes Prov.Kepri melakukan sosialisasi dan advokasi Pemberian Obat Pencegahan masal (POPM) Cacingan pada daerah Intervensi Stunting di Kab. Natuna
Pemerintah Indonesia telah sepakat Untuk melaksanakan eliminasi Filariasis Tahun 2020 sesuai dengan kesepakatan WHO pada tahun 2000 tentang The Global Goal of Elimination of Lymphatic Filariasis as a Public Healt problem by the year 2020, dalam rangka menindaklanjuti resulisi WHA (Word Health Assembly) pada tanggal 13 Mei 1997, tentang “ the elimination of Lymphatic filariasi as a public health problem “.
Di Indonesia masih banyak penyakit yang merupakan masalah kesehatan, salah satu diantaaranya ialah cacingan yang ditularkan melalui tanah. Cacingan ini dapat mengakibatkan menurunnya kondisi kesehatan, gizi, kecerdasan dan produktifitas penderitannya sehinga secara ekonomi banyak menyebabkan kerugian. Cacingan menyebabkan kehilangan karbohidrat dan protein serta kehilangan darah, sehingga menurunkan kualitas sumber daya manusia. Prevalensi cacingan di Indonesia pada umumnya masih sangat tinggi, terutama pada golongan penduduk yang kurang mampu, dengan situasi buruk.
Sejalan dengan hal tersebut diatas, Dinas Kesehatan Provinsi Kepri telah melaksanakan pada daerah Intervensi Stunting di Kab. Natuna. Adapun Maksud dan Tujuan Kegiatan ini dilaksanakan adalah Untuk mensosialisasikan pemberian obat Filariasis dan cacing agar tidak lagi menjadi masalah di masyarakat dan memutus mata rantai fIlariasis dan kecacingan.
Gambar : Tim P2 Filariasis dan Kecacingan Dinkes Prov.Kepri melakukan sosialisasi dan advokasi Pemberian Obat Pencegahan masal (POPM) Cacingan pada daerah Intervensi Stunting di Kab. Natuna
Berdasarkan hasil survey terhadap penduduk di Kab/Kota di Prov Kepri masih ditemukan Mf Rate > 1 % Kota Batam 1,2 %, Kab. Lingga 2,7 %, Kab. Bintan 8,2 %, Kab. Karimun 1 %. Jumlah Kasus Filaiasis di Provinsi Kepri 95 orang ; Kota Batam 16 orang, kota Tanjung Pinang 1 orang, kab. Bintan 66 orang, Kab. Lingga 10 orang, Kab. Karimun 2 orang. Tiga Kab/Kota yaitu Kota Tanjungpinang dan Kab. Anambas dan Kab. Natuna sampai saat ini belum menemukan kasus penderita Kronis Filariasis, sehingga untuk sementara dianggap sebagai daerah bebas Filaria.
Dalam rangka menuju masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan , pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi – tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan pada kemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat dengan memberikan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu,bayi,anak,lanjut usiadan keluarga miskin.
Gambar : Foto bersama Tim P2 Filariasis dan Kecacingan Dinkes Prov.Kepri dengan Peserta Sosialisasi POPM cacingan di Kab. Natuna
IF - P2