- Admin Dinkes
- Senin, 27 Januari 2020
- 2433
Kurangi Pengobatan Kimia dengan Budidaya TOGA
Gambar : Tanaman Obat Keluarga (TOGA) di lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Kepri
Pembangunan bidang kesehatan pada dasarnya ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemauan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan berbagai upaya kesehatan yang berkesinambungan.
Indonesia memiliki kekayaan alam hayati berupa tumbuh-tumbuhan yang berjumlah lebih kurang 30.000 spesies tanaman. Dari jumlah spesies yang ada tersebut diantaranya 7.000 spesies berkhasiat obat dan 940 jenis teridentifikasi, serta 283 jenis sudah terdaftar. Potensi kekayaan alam berupa tanaman obat telah dimanfaatkan sejak dahulu kala oleh para leluhur dan penyehat tradisional (Hattra) untuk mengatasi gangguan kesehatan.
Meskipun perkembangan obat tradisional di Indonesia mengalami pasang surut sesuai dengan perkembangan zaman, namun pemerintah telah melakukan penataan dalam pengembangan pelayanan kesehatan tradisional dengan menganggarkan pengadaan TOGA di perkantoran pemerintah Provinsi Kepulauan Riau, tepatnya di Lantai 2 dan 3.Dinas Kesehatan Provinsi Kepri.
Kepala seksi pelayanan kesehatan tardisional, Fenty Octriana menyampaikan dengan tersedianya TOGA di perkantoran Dinas Kesehatan kiranya dapat menumbuhkan minat para ASN untuk memanfaatkan TOGA yang ada guna mengurangi kebiasaan penggunaan obat berbahan kimia dan beralih ke TOGA, serta dapat mengimplementasikannya di rumah masing-masing.
Terdapat sekitar 38 jenis TOGA yang ada di Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, yang bersumberkan oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Kepulauan Riau, diantaranya terdapat brotowali dan daun salam yang berguna untuk diabetes mellitus, seledri berguna untuk hipertensi, kencur berguna untuk analgetik, antiinflamasi, serta tempuyung yang berguna untuk nephrolithiasis dan banyak tanaman lainnya .
Penulis : NS - Kestrad