- Admin Dinkes
- Kamis, 30 Agustus 2018
- 8962
Apa Itu Kekebalan Kelompok atau Herd Imunity ?
Suatu komunitas atau kelompok mempunyai status imunitas yang menentukan kerentanan kelompok, seperti layaknya individu. Ketika sejumlah individu dalam suatu komunitas telah imun (kebal) terhadap beberapa penyakit, maka ia bertindak sebagai ‘barrier’ atau penghalang dari penyakit menular bagi individu yang tidak imun. Istilah ini dikenal dengan herd immunity. Dengan cakupan imunisasi yang tinggi dan merata minimal 95% akan terbentuk herd immunity dan memutus rantai penularan penyakit. Khusus untuk kegiatan kampanye imunisasi MR (measles dan rubella) merupakan kesempatan yang sangat penting untuk mencapai herd immunity sehingga tidak ada daerah kantong yang menjadi sumber penularan campak dan rubella.
Komunitas yang orang-orang di dalamnya tervaksinasi akan melindungi siapapun di sekitarnya dari penyakit, bahkan kepada anak-anak dari orangtua dengan pemikiran antivaksin. Masih adanya anak-anak yang tidak divaksin, bisa jadi dikarenakan orangtuanya yang tidak percaya akan betapa pentingnya vaksin, adanya anggapan kandungan babi pada vaksin termasuk belum adanya label halal pada vaksin tertentu, atau karena sedang menjalani pengobatan medis tertentu seperti kemoterapi.
Vaksin mempunyai fungsi supaya tubuh mendapatkan ‘bala tentara’ melawan segala macam penyakit ganas yang hendak menyerang komunitas. Makin tinggi angka vaksinasi dalam sebuah komunitas, penyakit yang datang akan makin tertolak dan sebaliknya angka vaksinasi yang rendah artinya sedikit orang yang divaksin, maka penyakit akan sangat mudah menyebar.
Ingat!!! Dengan memvaksin anak maka yang terlindung dari berbagai penyakit bukan hanya anak tersebut, melainkan lingkungannya juga. Hal ini dikarenakan suatu kekebalan tubuh yang terbentuk dari kumpulan orang yang divaksin tadi akan melindungi orang-orang di sekelilingnya. Sebaliknya, anak yang tidak divaksin akan membuat orang lain yang sistem imun tubuhnya rendah jadi tertular dan ia sendiri menjadi sangat beresiko untuk sakit.
Jika kita bukan orang yang meyakini manfaat vaksin, maka kita harus waspada kalau anak kita bisa saja membuat orang lain tertular. Ini menunjukkan bahwa keputusan yang kita ambil bukan semata untuk diri sendiri, namun juga untuk komunitas di sekitar kita. (DH/ptm)