Website Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau - Penyakit tidak menular,

  • Cegah Potensi KLB, Dinkes Kepri lakukan Pertemuan Tim Gerak Cepat KLB Tingkat Kota Batam

    WhatsApp Image 2019 05 01 at 13.18.13

    Foto bersama Kadinkes Kepri, Panitia, dan Peserta Pertemuan Tim Gerak Cepat KLB

    Penyakit menular secara global telah dilakukan pengendalian dimana salah satu bertujuan agar dapat mencegah terjadinya KLB/Outbreak (Kejadian Luar Biasa) Kejadian Luar Biasa adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya wabah (Permenkes No. 1501 tahun 2010). Wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat, yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka.

    Suatu daerah dapat ditetapkan dalam keadaan KLB apabila memenuhi salah satu kriteria yaitu :

    1.suatu penyakit menular tertentu yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal pada suatu daerah

    2.peningkatan kejadian kesakitan terus menerus selama 3 (tiga) kurun waktu dalam jam, hari atau minggu berturut-turut menurut jenis penyakitnya

    3.peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya dalam kurun waktu, jam, hari atau minggu menurut jenis penyakitnya,

    4.jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata per bulan dalam tahun sebelumnya

    5.rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 (satu) tahun menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan pada tahun sebelumnya

    6.angka kematian kasus suatu penyakit (Case Fatality Rate) dalam 1 (satu) kurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50% (lima puluh persen) atau lebih dibandingkan dengan angka kematian kasus suatu penyakit periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama,

    7.Angka proporsi penyakit (Proportional Rate) penderita baru pada satu periode menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibanding satu periode menunjukkan dua kali atau lebih dibanding satu periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.

    Dalam rangka upaya penanggulangan KLB, dibentuk Tim Gerak Cepat (TGC) di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota. Tim Gerak Cepat terdiri atas tenaga medis, epidemiologi kesehatan, sanitarian, entomolog kesehatan, tenaga laboratorium dengan melibatkan tenaga pada program/sektor terkait maupun masyarakat. Pertemuan ini bertujuan untuk mengevaluasi kesiapsiagaan pemerintah kota Batam dalam upaya cegah tanggap terhadap penyakit berpotensi KLB/wabah dan memperkuat kesiapan pembentukan Tim Gerak Cepat Kota Batam.

    Pertemuan ini dihadiri oleh kementerian kesehatan, KKP Kelas 1 Kota Batam, BTKL Batam dan Dinas kesehatan Provinsi Kepri sebagai narasumber dan dinas kesehatan kota Batam, puskesmas se kota Batam, Rumah Sakit, serta Lintas sektor (camat, lurah, dinas peternakan dan kesehatan hewan, diskominfo, BPBD) sebagai peserta.

     

    DW - Promkes

    READ MORE
  • Merokok dan Resikonya

    Merokok dan resikonya

    Dilihat dari data Riskesdas 2013, proporsi perokok saat ini di Indonesia 29,3%. Proporsi perokok terbanyak yakni Kepulauan Riau dengan merokok setiap hari 27,2%.  Rata-rata batang rokok yang dihisap per hari per orang di Indonesia adalah 12,3 batang (setara satu bungkus), sedangkan di Kepri 15,1 batang per hari. Jumlah rerata batang rokok terbanyak dihisap ditemukan di Bangka Belitung (18 batang) dan di Riau (16-17 batang). Proporsi perokok laki-laki 67% tahun 2011, menjadi 64,9% tahun 2013, perokok perempuan dari 2,7% tahun 2011 dan 2,1% pada 2013.

    READ MORE
  • Sukseskan Eradikasi Polio Tahun 2020, Dinkes Kepri Tingkatkan Kompetensi Pengelola Imunisasi Dan Nakes Tentang Introduksi Inactivated Polio Vaccine (IPV)

    WhatsApp Image 2018 11 27 at 11.15.36

    Gambar : Kepala Seksi Imunisasi Dasar Kemenkes RI sedang memaparkan Kebijakan Penyelenggaraan Program Imunisasi

    Kedaruratan infeksi virus polio menyebabkan dunia terus berjuang untuk mencapai Eradikasi Polio tahun 2020. Indonesia sendiri sudah mendapatkan sertikat Bebas Polio pada bulan April 2014. Namun penyebaran virus polio liar masih memungkinkan terutama cVDPV yg di sebabkan oleh virus polio type 2. Maka dilakukan beberapa tahap untuk mensukseskan Eradikasi Polio yakni tahap I, II, hingga tahap III, Introducing IPV.

    Begitupun Global Vaccine Action Plan yang mentargetkan eliminasi campak dan rubella di 5 regional WHO pada tahun 2020, salah satu strategi yang dipetakan The Global Measles & Rubella Strategic Plan 2012-2020 adalah mencapai dan mempertahankan tingkat kekebalan masyarakat yang tinggi dengan memberikan dua dosis vaksin yang mengandung campak dan rubella melalui imunisasi rutin dan tambahan dengan cakupan yang tinggi (>95%) dan merata. Pemberian imunisasi MR pada anak usia 9 bulan sampai <15 tahun dengan cakupan tinggi (minimal 95%) dan merata diharapkan akan membentuk imunitas kelompok (herd immunity), sehingga dapat mengurangi transmisi virus ke usia yang lebih dewasa dan melindungi kelompok tersebut ketika memasuki usia reproduksi.

    WhatsApp Image 2018 11 27 at 11.15.35

    Gambar : KOMDA KIPI Memaparkan Pentingnya Seorang Pengelola Imunisasi Dalam Memperhatikan Safe Injection

    Pemberian vaksinasi kepada bayi terbukti dapat mencegah penyakit terutama yang dikenal dengan PD3I, diutamakan untuk 9 antigen yaitu HB0, BCG, Polio, DPT-HB-HiB, dan Campak. Vaksinasi Program Imunisasi dikenal dengan Imunisasi Dasar dimana salah satu tujuan  pemberian vaksinasi tersebut memberi kekebalan dasar pada bayi dari penyakit. Selain pemberian Imunisasi Dasar pada bayi dikenal juga pemberian imunisasi lanjutan pada batita (DPT-HB-HiB dan Campak), BIAS (kelas 1 : Td, kelas 2: DT, kelas 3: Campak). Tujuan pemberian vaksinasi pada batita dan anak sekolah yakni memberikan kekebalan tambahan terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

    READ MORE

Link Terkait

Click to listen highlighted text! Powered By GSpeech