Orientasi Bagi Petugas Kab/Kota dalam Penerapan Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku dan Komunikasi Antar Pribadi

Cetak

KAP 2

Gambar : Orientasi Bagi Petugas Kab/Kota dalam Penerapan Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku dan Komunikasi Antar Pribadi

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Stunting terjadi sejak dalam kandungan, dan mulai nampak di usia 2 tahun. Anak yang menderita stunting akan menjadi lebih pendek dari anak lain seusianya. Saat ditemukan setelah anak berusia 2 tahun, semua sudah terlambat. Sulit untuk mengejar kekurangan nutrisi diusia setelah 2 tahun. Stunting mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan otak anak sehingga sulit berprestasi. Anak stunting juga memiliki risiko lebih tinggi menderita penyakit kronis di masa dewasanya.

 

KAP

Kondisi Pandemi Covid-19 yang telah melanda sejak bulan maret 2020 lalu di Indonesia dan dunia, berdampak pula di Provinsi Kepulauan Riau. Hal ini memberi pengaruh besar pada pemantauan anak dan balita. Dengan adanya kebijakan Pemberlakukan Pembantasan Kegiatan Masyarakat, Banyak Posyandu yang tutup di masa pandemi, sementara kader terhambat melakukan sweeping. Begitupun juga pelayanan puskesmas yang mengalami penurunan. Kondisi ini menyebabkan tidak optimalnya pemantauan perkembangan dan pertumbuhan bayi dan balita dan intervensi kesehatan ibu dan anak lainnya.

Sebagai seorang Tenaga Kesehatan, berkewajiban untuk mendeteksi stunting sedini mungkin, memantau Pertumbuhan Balita diantaranya melalui penimbangan dan pengukuran serta pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS); Pemberian Kapsul Vitamin A; Praktek Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA), pendidikan gizi Ibu Balita; Minum Tablet Tambah Darah bersama untuk mengatasi Anemia pada Remaja Putri; serta penyuluhan pada Kelas Ibu Hamil.

Untuk mendorong masyarakat melaksanakan perilaku tersebut para Tenaga harus menguasai teknik Komunikasi Antar Pribadi (KAP) dalam Komunikasi Perubahan Perilaku. Tanpa adanya perubahan perilaku dari masyarakat, maka percepatan pencegahan stunting akan sulit dilakukan. Komunikasi perubahan perilaku menyediakan lingkungan pendukung yang memungkinkan individu dan masyarakat untuk berinisiatif, mempraktikkan, dan mempertahankan perilaku positif yang diharapkan tersebut.

Kegiatan Orientasi Komunikasi Antar Pribadi (KAP) bagi Tenaga Kesehatan Posyandu dalam Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2022 di hadiri oleh Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Batam, dan Para Tenaga Kesehatan dan Tenaga Promkes se-Kota Batam yang berjumlah 22 orang, dibuka oleh Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, Bapak Susilo Budi Hartanto, S.Si., Apt didampingi oleh Kepala Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan masyarakat dr. Indrike Caesaria.

Metode Pelatihan ini dengan pemberian materi, diskusi kelompok, roll play, dan praktik kerja lapangan (PKL). Fasilitator (Pengajar) pada kegiatan ini merupakan fasilitator yang telah mendapatkan pelatihan pelatihan TOT Komunikasi Antar Pribadi (KAP) dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Diharapkan melalui Kegiatan Orientasi Komunikasi Antar Pribadi (KAP) bagi Tenaga Kesehatan Posyandu dalam Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2022 ini dapat memperkuat upaya percepatan penurunan stunting di Kota Batam yang saat ini berada di angka 17,5 %. (MH)

Click to listen highlighted text! Powered By GSpeech