Turunkan AKI-AKB, Dinkes Kepri Tingkatkan Kapasitas Bidan

Cetak

WhatsApp Image 2022 05 30 at 15.25.52

Gambar : Kabid Kesmas memberikan sambutan pada pertemuan peningkatan kapasitas bidan dalam penurunan AK-AKB di Kabupaten Bintan

Tenaga kesehatan yang langsung turun ke tengah masyarakat seperti bidan sebenarnya bisa menjadi ujung tombak untuk membantu menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Angka Kesakitan dan Kematian Ibu dan Bayi di banyak negara berkembang pada umumnya karena pendarahan pasca persalinan, eklampsia, sepsis dan komplikasi keguguran, padahal  penyebab utama ini dapat dicegah melalui upaya yang efektif sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu seperti di negara maju.

 

Berdasarkan data dari seksi kesga dan gizi masyarakat dinas Kesehatan Angka Kematian Ibu (AKI) Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2021 sebesar 241 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) terjadi peningkatan kasus kematian bayi di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2021 (7,5 per 1000 kH bila dibandingkan dengan Tahun 2020 (5,5 per 1.000 KH), baik berdasarkan jumlah kasus kematian maupun angka kematian.  Terdapat 5 (lima) kabupaten/kota yang mengalami peningkatan kasus kematian bayi yaitu Kabupaten Karimun, Bintan, Lingga, Kepulauan Anambas, dan Kota Batam. Sedangkan untuk Kabupaten Natuna dan Kota Tanjungpinang terjadi sedikit penurunan kasus. Kejadian peningkatan kasus kematian bayi ini terjadi hampir di semua provinsi pada masa pandemi Covid-19 termasuk Provinsi Kepulauan Riau, meskipun peningkatannya tidak begitu signifikan seperti kasus kematian ibu.

Dalam Upaya menurunkan AKI dan AKB di provinsi kepulauan Riau, Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau melalui seksi Kesehatan keluarga dan gizi masyarakat memberikan pelatihan kepada Bidan dalam melakukan persalinan normal.

Fokus Asuhan Persalinan Normal (APN) adalah persalinan bersih dan aman serta mencegah terjadinya komplikasi. Hal ini merupakan pergeseran paradigma dari menunggu terjadinya dan kemudian menangani komplikasi. Pesalinan bersih dan aman serta pencegahan komplikasi selama pasca persalinan terbukti mampu mengurangi kesakitan atau kematian ibu dan bayi baru lahir.

Keterampilan yang diajarkan dalam pelatihan ini diterapkan sesuai standar asuhan bagi semua ibu yang bersalin pada tahap persalinan oleh penolong dimana pun hal tersebut terjadi dengan sasaran utama adalah bidan.

Upaya pencegahan perdarahan pasca pelatihan dimulai pada tahap yang paling dini. Setiap pertolongan persalinan harus menerapkan upaya pencegahan perdarahan pasca persalinan, diantaranya manipulasi minimal proses persalinan, penatalaksanaan aktif kala III, pengamatan melekat kontraksi uterus pasca persalinan. Dengan paradigma pencegahan, episiotomi tidak lagi dilakukan secara rutin karena dengan perasat khusus, penolong persalinan akan mengatur ekspulsi kepala, bahu dan seluruh tubuh bayi untuk mencegah laserasi / hanya terjadi robekan minimal pada perineum.

Diharapkan dengan adanya pelatihan bagi petugas kesehatan ini dapat meningkatkan kompetensi dan keterampilan petugas kesehatan sehingga siap dalam melakukan asuhan persalinan yang aman. Melalui materi dan praktek lapangan bidan yang bekerja di pelayanan kesehatan di Kab/Kota Provinsi Kepulauan Riau kompetensinya dapat ditingkatkan dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu. (AD)

Click to listen highlighted text! Powered By GSpeech