Investasi Untuk Eliminasi TBC, Selamatkan Bangsa

Cetak

WhatsApp Image 2022 03 24 at 15.33.23

Gambar : Peringatan Hari Tuberculosis Sedunia

Tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang menimbulkan kesakitan dan kematian yang tinggi sehingga perlu dilakukan upaya penanggulangan dengan mengutamakan aspek promotif dan preventif, tanpa mengabaikan aspek kuratif dan rehabilitatif yang ditujukan untuk melindungi kesehatan masyarakat, menurunkan angka kesakitan, kecacatan atau kematian, memutuskan penularan mencegah resistensi obat dan mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan akibat Tuberkulosis.

 

Hari Tuberkulosis Sedunia (HTBS) selalu diperingati setiap tanggal 24 Maret, karena bertepatan dengan ditemukannya bakteri penyebab TBC (Mycobacterium Tuberculosis) oleh Robert Koch pada tahun 1882. Penemuannya ini membuka jalan untuk diagnosis dan penyembuhan TBC di seluruh dunia. Pada peringatan Hari TB Sedunia ini, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan penyakit TBC serta menjadi sarana untuk mengoptimalkan penemuan dan pengobatan TBC secara komprehensif. Terpenting, HTBS 2022 juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas fasilitas kesehatan layanan TBC di Provinsi DKI dalam melakukan tatalaksana TBC sesuai standar

Kunjungan masyarakat ke fasilitas kesehatan mengalami penurunan selama pandemi. Masih menjadi salah satu tantangan dalam penanganan tuberkulosis (TB) di Tanah Air. Tantangan lainnya adalah pengelola program TB. Selain itu, tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan dimobilisir untuk kegiatan penanganan dan vaksinasi Covid-19 dalam dua tahun terakhir.

Beberapa Target program Penanggulangan TB nasional yaitu eliminasi pada tahun 2035 dan Indonesia bebas TB tahun 2050

Strategi nasional Penanggulangan TB terdiri atas:

Penanggulangan TB diselenggarakan melalui kegiatan:

Pengendalian Faktor Risiko TB ditujukan untuk mencegah, mengurangi penularan dan kejadian penyakit TB. dengan cara :

Pengobatan untuk TBC aktif dapat melibatkan penggunaan beberapa obat selama 6-9 bulan. Ketika seseorang memiliki jenis TBC yang resistan terhadap obat, pengobatannya akan menjadi lebih kompleks. Sangat penting untuk menyelesaikan pengobatan secara tuntas, bahkan jika gejalanya hilang. Jika seseorang berhenti minum obat sejak dini, beberapa bakteri TBC dapat bertahan hidup dan menjadi kebal terhadap antibiotik. Dalam hal ini, orang tersebut dapat terkena TBC yang resistan terhadap obat. Bergantung pada bagian-bagian tubuh yang terkena TBC, dokter mungkin juga meresepkan kortikosteroid. Untuk mengetahui peluang kesembuhan, dokter memastikan lewat hasil tes laboratorium. Jika hasilnya negatif, pengidap dinyatakan sembuh total. (SF)

Click to listen highlighted text! Powered By GSpeech