Setiap Detik Berharga, Selamatkan Bangsa Dari Tuberkolosis

Cetak

 HARI TB SLIDER

Setiap tanggal 24 Maret diperingati sebagai Hari Tuberkulosis Sedunia (HTBS) secara global. HTBS dijadikan kesempatan untuk mendorong penetapan TBC sebagai isu prioritas pembangunan kesehatan nasional serta harmonisasi kepentingan pemangku kebijakan lintas sektor dalam rangka mensinergikan upaya-upaya yang mendukung proses eliminasi TBC tahun 2030. Untuk itu, diperlukan peningkatan sinergi berbagai pihak, baik swasta, pemerintah, maupun asosiasi profesi, yang menjadi kunci demi mewujudkan Indonesia eliminasi Tuberkulosis 2030.

 

Peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia di tengah-tengah pandemi Covid-19 tahun ini mengusung tema "Setiap Detik Berharga, Selamatkan Bangsa dari Tuberkulosis" menjadi sangat penting untuk mengingatkan kita bahwa penanggulangan TB tidak boleh surut sekalipun dalam situasi pandemi Covid-19.

Tuberkulosis (TB) merupakan satu dari 10 penyakit yang menyebabkan kematian. Indonesia masuk dalam delapan negara penyumbang dua per tiga kasus TB di seluruh dunia dan menempati posisi kedua setelah India. TBC biasanya menyerang paru-paru, tetapi juga tidak menutup kemungkinan dapat memengaruhi bagian anggota tubuh lainnya, seperti kelenjar getah bening, tulang, sendi, ginjal, otak, hingga organ reproduksi. Oleh karena itu, penting mengetahui gejalanya sejak dini. Orang yang terinfeksi TBC berisiko menularkan penyakitnya, tetapi risiko ini tergantung pada banyak faktor. Salah satunya adalah sistem kekebalan tubuh. Dalam hal ini, pencegahan TBC adalah kunci untuk menghentikan penularannya.Pencegahan TBC perlu didukung oleh berbagai kondisi, di antaranya adalah lingkungan rumah, tindakan saat batuk, ketuntasan pengobatan, dan tingkat pengetahuan. Faktor-faktor tersebut akan menjadi penentu kesuksesan seseorang saat melakukan upaya pencegahan TBC.

Mengetahui cara penularan TBC merupakan langkah awal mencegah penularan penyakit ini. Hal ini berlaku bagi mereka yang sehat dan terutama yang sakit. Bakteri penyebab TBC, Mycobacterium tuberculosis, menyebar ketika penderita TB mengeluarkan dahak atau cairan liur yang berisi kuman tersebut ke udara, misalnya saat batuk, bersin, berbicara, dan meludah sembarangan. Kuman yang keluar dari batuknya penderita tuberkulosis (TBC) dapat bertahan di udara lembap yang tidak terpapar sinar matahari selama berjam-jam, bahkan berminggu-minggu. Akibatnya, setiap orang yang berdekatan dan memiliki kontak dekat dengan pasien TB berpotensi menghirup udara yang terkontaminasi bakteri TBC. Itulah pentingnya bagi orang sehat mengetahui cara mencegah TBC. Namun jika Anda mengidap TB aktif, menjalani pengobatan menjadi cara mencegah penularan TBC yang juga perlu dilakukan. Pengobatan TBC bertujuan mengurangi jumlah bakteri secara perlahan sehingga semakin meminimalisir risiko penularan. Pengobatan yang dilakukan meliputi konsumsi obat TBC secara teratur selama 6-12 bulan. (AD)

 

Click to listen highlighted text! Powered By GSpeech