Koordinasi ala “Jaman Now”, Kemenkes RI monev PIS-PK Serentak 5 Provinsi Melalui Webinar

Cetak

x

Ditjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan (Ditjen Farmalkes) Kementerian Kesehatan RI pada tanggal 8 Agustus 2018 melaksanakan evaluasi progress implementasi Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) secara online melalui mekanisme webinar bersama 5 (lima) Provinsi dibawah binaan wilayah Ditjen Farmalkes Kemenkes RI. Lima provinsi yang dilakukan monev online serentak yaitu Provinsi Kepulauan Riau, Bengkulu, DI. Yogyakarta, Bali dan Kalimatan Utara. Pelaksanaan webinar di tiap provinsi dipimpin oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, beserta koordinator PIS-PK dan penanggung jawab program.

Evaluasi dilakukan menggunakan webinar. Web-based Seminar atau yang lebih sering disingkat Webinar merupakan sebuah paparan, pengajaran atau seminar yang dilakukan melalui web dengan menggunakan aplikasi video conference. Webinar memungkinkan peserta untuk aktif berpartisipasi dengan mengajukan pertanyaan atau berkomentar. Kunci dari webinar adalah faktor interaktifnya, kemampuan untuk memberi, menerima dan mendiskusikan berbagai informasi.
Dipandang dari teknologi yang digunakan, peserta dapat berbicara dan mendengarkan suara melalui saluran telepon biasa atau melalui komputer yang memiliki mikrofon dan pengeras suara dan ada pula yang menggunakan webcam untuk dapat menampilkan gambar peserta. Pelaksanaan webinar sangat tergantung pada stabil dan kuatnya koneksi internet yang digunakan.

WhatsApp Image 2018 08 10 at 8.06.00 PM

Gambar : Webinar PIS-PK

Guna kelancaran pelaksanaan webinar, Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau bekerjasama dengan Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kepulauan Riau dalam penyediaan jaringan dan operator webinar. Peningkatan bandwith dilakukan agar streaming webinar lancar tanpa hambatan.

Hasil evaluasi PIS-PK, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau melaporkan bahwa secara online terlihat bahwa capaian pendataan PIS-PK Kepri <20% namun sebenarnya masih terdapat 40.000 berkas pendataan yang belum dilakukan entry secara online oleh Kabupaten/Kota. “Dari 85 puskesmas yang ada di Kepri, 69 Puskesmas sudah melakukan kunjungan rumah PIS-PK” ujar Tjetjep Yudiana.

Masalah yang ditemui dilapangan saat implementasi PIS-PK di wilayah Kepulauan Riau adalah masih terdapat blank spot jaringan telekomunikasi Kabupaten/Kota khususnya wilayah Natuna dan Anambas, serta terdapat error saat penginputan aplikasi keluarga sehat. “Kendala lain yang dihadapi kepri, banyak petugas puskesmas yang belum memiliki STR sehingga terbatasnya jumlah petugas lapangan, antisipasinya kami mengerahkan SDM Provinsi untuk melakukan kunjungan seperti Dokter/ Bidan Keluarga” tambahnya.

Menyikapi permasalahan yang ditemui, Dirjen Farmalkes Dra. Engko Sosialine Magdalene, Apt, M.Biomed mengarahkan secara short-term agar Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kemenkes RI dapat mengevaluasi kembali kinerja Aplikasi Keluarga Sehat, dibuat menjadi lebih simpel dan melakukan pendampingan langsung ke tiap provinsi. Secara long-term dapat dilakukan penempatan PIC sebagai perantara kendala aplikasi. Pada kesempatan yang sama, Ditjen Farmalkes memberikan apresiasi atas pencapaian Indeks Keluarga Sehat (IKS) Provinsi Kepulauan Riau yang telah diatas rata-rata nasional, dan berharap penginputan berkas keluarga sehat dapat disegerakan. (NV/PE).

Click to listen highlighted text! Powered By GSpeech